PADANG LAWAS, HARIAN TABAGSEL.com-Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Padang Lawas, Abdul Manan terkesan keberatan pemberitaan demo pungli, Selasa (2/5) kemarin. Atas pemberitaan itu, Kakan Kemenag merasa difitnah, yang dituding ikut bersekongkol melakukan pungli terhadap izin operasional madrasah. Sesuai tuntutan mahasiswa pendemo.

Ironisnya, Kakan Kemenag Palas tidak memcerminkan seorang pimpinan. Terlebih itu dalam lingkup Kementerian Agama.

Malah, pimpinan kemenag yang lebih kurang sudah menjabat dua tahun ini menyudutkan dan menyinggung pribadi wartawan. Melalui chatingan Whatsapp, kakan kemenag panjang lebar mendoakan kejelekan terhadap keluarga wartawan.

Berkali diingatkan agar membuat klarifikasi jika merasa keberatan dengan pemberitaan tersebut.

Namun Abdul Manan enggan. Malah lebih menyinggung keprofesionalan jurnalis. Dan menggambarkan perasaan seorang yang diberitakan.

“Semoga juga Allah mencopot kasih sayang keluarga mu dan keluarga mu di sisi Allah atas sifat buruk sangkamu. Amin,” tulisnya. 

“Saudara seharusnya klasifikasi kebenarannya, bukan membuat berita patut menduga, apalagi saudara memberikan penilaian pencopotan, itukan persepsi saudara yang membuat fitnah. Kalau saudara jurnalis profesional, ambil datanya dan sampaikan,” katanya lagi.

Disinggung, pihaknya terkesan tidak siap dikritik, dan diarahkan agar membuat klarifikasi atas tuduhan mahasiswa tersebut, kakan kemenag juga enggan. Menurut kakan, berita itu tidak perlu diklarifikasi.

“Adinda harus jeli, kenapa saya tidak berkenan klarifikasi dengan adinda, karena yang mau diklarifikasi itu berita adinda, untuk apa diklarifikasi, tapi kalau yang mau diklarifikasi data dan info, oke, kalau berita untuk apa ?,” sebutnya.

“Adinda harus punya perasaan, bagaimana kalau seandainya ada adik atau abangmu atau keluarga mu yang diberitakan jelek jelek, gimana  perasaanmu, adinda pun taunya bahwa tidak semua keinginan mahasiswa itu bisa dipenuhi, kita juga punya keterbatasan dana, sementara mereka pemikiran nya masih tetap tidak berubah,” tambahnya lagi.

Lebih jauh, saat diingatkan cerminan doa menjelekkan keluarga orang lain, yang keluar dari seorang Kakan Kemenag, diakuinya itu merupakan tugasnya untuk mendoakan orang lain. Meski itu doa yang jelek atau buruk. 

Pun demikian saat digambarkan kritik terhadap pejabat publik, merupakan motivasi untuk bekerja lebih baik lagi, kakan tetap tidak terima. Dan malah mengirimkan emoticon tertawa terbahak diakhir chat.

Sebelumnya diberitakan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Padang Lawas di demo mahasiswa, Selasa (2/5). Demo mahasiswa yang mengatasnamakan Koalisi Perjuangan Rakyat Sumatera Utara itu menyuarakan dugaan banyaknya praktek pungutan liar (pungli) di kantor tersebut.

Mahasiswa menduga Kemenag Palas melakukan pungutan liar dalam hal Mengurus Kepegawaian, Pencairan Tunjangan Profesi Guru, Bantuan Operasional Madrasah. Dan bahkan dugaan Pungutan Liar juga diduga dilakukan terhadap Madrasah yang ada di Kabupaten Padang Lawas terkait urusan adminstrasi Madrasah dan pengurusan Izin Operasional Madrasah. Dengan besaran jumlah uang berkisar Rp 3-5 Juta per satu izin operasional madrasah.

Deliknya menurut pendemo, uang diterima pihak kemenag pada saat pihak Madrasah mengantarkan berkas dokumen Izin Operasional. Dari hasil penelusuran mahasiswa di lapangan izin dimaksud belum keluar setahun lebih bahkan mencapai dua tahun setelah pemberkasan.

“Diduga hal tersebut dilakukan oleh pihak kemenag Padang Lawas yakni salah seorang staf (ASN) berinisial T dan staf (honorer) berinisial M, dan diperkirakan atas restu dari Kasi Penmad dan Kepala Kantor Kemenag Palas,” ketus Anri Harahap, Aldi Pulungan, Koordinator aksi dan lapangan aksi unjuk rasa damai tersebut.

Masih dalam orasinya, kurang lebih 14 izin Operasional Madrasah dari 8 madrasah yang diajukan oleh madrasah tidak satu pun yang sampai ke Kanwil Kemenag Sumut. Dan sudah berlangsung hampir 2 tahun setelah diajukan.

“Diketahui dari informasinya, diduga setiap madrasah sudah diwajibkan membayar biaya sebesar Rp 3 sampai Rp5 Juta kepada Kasi Penmad berinisial A yang pada saat itu menjabat di Kemenag Palas dan di lanjutkan oleh Kasi Penmad yang baru berinisial AH. Untuk itu kami meminta agar Kakan kemenag dicopot dari jabatannya,” kata pendemo.

Hampir Satu jam berorasi, pendemo baru diterima Abror, Kasi Haji Kemenag Palas. Tuntutan mahasiswa ini tentunya akan diteruskan ke pimpinan untuk ditindak lanjuti.

“Kami apresiasi tindakan adik-adik mahasiswa hari ini. Namun begitupun hal ini akan kami sampaikan ke pimpinan,” ujar Abror menerima pendemo itu.

Sementara Kakan Kemenag Palas Abdul Manan yang dikonfirmasi via selulernya mengaku itu hanya sebatas dugaan. Jikapun ada yang perlu dipertanyakan bisa disampaikan agar bisa diproses.

“Masih dugaan, kalau ada ditanya sampaikan, biar di proses,” sebut Abdul Manan.

Tak jauh berbeda dengan KTU Kemenag, Saidi Hasibuan mengatakan masih meminta barang bukti. Lalu akan ditindak lanjuti.

“Masih meminta barbuk (barang bukti) untuk klarifikasi dan tindak lanjut,” ungkap Saidi Hasibuan. (tan)