PADANG LAWAS, HARIAN TABAGSEL.com– Nasib sial dialami dua wanita di Padang Lawas (Palas). Mereka mengalami kecelakaan saat mencuri dan membawa kabur motor milik mantan bos mereka.
Peristiwa kecelakaan itu terjadi di Desa Bulu Sonik, Kecamatan Barumun, Kabupaten Palas. Kedua wanita itu, yakni ISH (17) dan AS (23).
“Iya, dua wanita itu mencuri sepeda motor mantan bosnya,” kata Kapolsek Barumun AKP Miptahuddin, Rabu (21/6/2023).
Miptahuddin mengatakan, kedua pelaku sempat bekerja dengan korban sebagai penjual es kelapa. Namun, keduanya berhenti bekerja sejak dua pekan lalu.
Sebelum berhenti, keduanya ternyata sudah sempat menggandakan kunci sepeda motor milik mantan bosnya itu. Keduanya lalu melancarkan aksi pencurian itu tadi pagi di rumah korban di Lingkungan 6 Pasar Sibuhuan, Kecamatan Barumun, sekitar pukul 07.00 WIB.
“Mereka menggandakan kunci sepeda motor mantan bosnya, tanpa diketahui sama bosnya itu. Jadi, saat sudah tidak bekerja lagi di situ, mereka kan tahu jam-jam rumah bosnya itu kosong, mereka kesana pagi-pagi dibawalah sepeda motor itu,” ujarnya.
Lalu, di tengah perjalanan keduanya berpapasan dengan korban. Alhasil, mantan bos tersebut mengejar kedua pelaku. Namun, saat terjadi aksi kejar-kejaran itu, kedua wanita tersebut mengalami kecelakaan tunggal.
“Kemudian, bertemu dengan bosnya itu, dikejarlah sama bosnya dari jauh. Mereka ngebut, kecelakaan tunggal,” sebutnya.
Akibat kejadian itu, kedua wanita tersebut mengalami luka-luka di tubuhnya. Bahkan, usai kecelakaan itu, AS sempat tak sadarkan diri.
“Sekarang dua-duanya sudah sadar, masih dirawat di rumah sakit. Saya sedang usahakan untuk biayanya, karena itu kan tidak ditanggung BPJS, mereka juga tidak punya BPJS,” jelas Miptahuddin.
Berdasarkan pengakuan kedua pelaku, kata Miptahuddin, keduanya nekat mencuri untuk membiayai kebutuhan hidup mereka. Menurut Miptahuddin, ISH sudah tidak memiliki ibu, sedangkan ayahnya tengah sakit-sakitan. Sementara pelaku AS, sudah tidak memiliki orang tua.
“Motifnya untuk biaya hidup, karena dia (ISH) mamanya sudah tidak ada, bapaknya sudah sakit-sakitan, tidak bekerja. Akhirnya dia bekerja untuk mencari makan, obat bapaknya. Yang AS tidak ada bapak, tidak ada mama. Jadi, mereka bekerja untuk cari makannya,” ujarnya.
Miptahuddin mengaku pihaknya tengah mengupayakan agar kasus tersebut dapat diselesaikan dengan keadilan restoratif. “Kita lagi upayakan restorative justice. Mudah-mudahan korbannya mau,” pungkasnya. (dts)