PADANGSIDIMPUAN, HARIAN TABAGSEL.com– Kabar duka, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, meninggal dunia di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (26/8) hal iitu dibenarkan oleh Staf Komnas PA, Raihanif Putra.
“Telah berpulang ke rumah Tuhan, Bapak Arist Merdeka Sirait di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur jam 08.30 WIB,” kata Raihanif melalui pesan singkat kepada awak media, Sabtu (26/8).
Arist meninggal dunia setelah sebelumnya mendapat perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati sejak Senin (21/08) akibat sakit yang dideritanya. Tim dokter Rumah Sakit Polri sendiri masih melakukan observasi terkait penyakit yang diderita Arist, hingga menyebabkan aktivis itu menghembuskan napas terakhirnya.
Arist dikenal sebagai aktivis yang selalu memperjuangkan hak dan perlindungan bagi anak-anak yang tidak memperoleh keadilan. Kiprahnya di Komnas PA juga cukup lama, dia diangkat menjadi ketua lembaga itu sejak 2010 lalu.
Arist lahir di Pematang Siantar pada 17 Agustus 1960 lalu. Dedikasi Arist untuk anak-anak mungkin dimulai dari ayahnya yang juga peduli terhadap hak-hak anak terlantar.
Saat masih kecil, Arist tinggal di kampung halamannya bersama keluarga besar di daerah perkebunan Pematang Siantar, Sumatera Utara. Di sana banyak anak yang bekerja sebagai buruh kasar.
Kala itu, ayah Arist yang berprofesi sebagai penjahit membangun sekolah gratis untuk anak-anak yang bekerja di perkebunan. Dari sinilah kiprah Arist sebagai pelindung hak anak dimulai.
Setelah dewasa, ia bergabung dengan sejumlah organisasi perlindungan. Hingga akhirnya dia bersama Seto Mulyadi membangun Komnas PA.
Sebelum menjabat sebagai Ketua Komnas PA, dia terlebih dahulu menjabat sebagai Sekjen Komnas PA sejak 1998 mendampingi Seto Mulyadi.
Nama Arist di Komnas PA makin dikenal ketika kasus vaksin palsu mencuat medio 2016 lalu. Kala itu, diaadalah salah satu tokoh yang gencar bergerak dan meminta pertanggungjawaban setiap pihak yang terlibat.
Kiprahnya sebagai aktivis tak hanya berjuang sebagai pelindung anak-anak terlantar. Arist juga aktif memperjuangkan hak-hak buruh. Bahkan sekitar tahun 1980-an dia pernah mendirikan yayasan perlindungan untuk para buruh yang tidak mendapat keadilan.
Hampir sepanjang hidupnya dia dedikasikan untuk melindungi anak-anak dari berbagai macam latar belakang.
Dia juga sempat memberikan perlindungan kepada anak A, kekasih Mario Dandy yang terlibat kekerasan.
Persoalan terakhir yang dikawal Arist adalah kasus bayi tertukar di daerah Bogor. Arist pun meninggal dalam damai setelah kasus tersebut menemui titik terang melalui tes DNA.
Kabar meninggalnya Arist Merdeka Sirait di terima langsung Lembaga Burangir Tabagsel melalui pengurusnya Juli H Zega.
Juli mengungkapkan, Arist meninggal dunia di RS Polri pada Sabtu pagi pukul 09.00 WIB.
“Betul barusan kita menerima kabar bahwa bapak Arist Merdeka Sirait telah meninggal dunia pagi ini, Lembaga Burangir Tabagsel sangat kehilangan sosok yang berdedikasi tinggi dalam memperjuangkan perlindungan hak-hak anak dan perempuan. Kita dari Lembaga Burangir sudah beberapa kali melakukan kerja sama bersama beliau untuk menuntaskan berbagai kasus Anak dan perempuan di Tabagsel,” kata Juli H Zega, Sabtu (26/8).
Juli juga menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Arist Merdeka Sirait.
“Selamat jalan bang karena sudah menyelesaikan tugas-tugas sosial di dunia, kami berdoa kiranya Tuhan menempatkanmu di sorga yang kekal karena beliau orang baik dan tulus menolong masyarakat. Sekali lagi selamat jalan bang, terima kasih atas perjuangan mu yang selalu membela hak-hak anak di negeri ini,” tandas Juli. (SMS)