PADANG LAWAS, HARIAN TABAGSEL.com– Menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei mendatang, ternyata menyisakan luka bagi guru-guru di Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.
Mengapa tidak, guru-guru baik PNS, PPPK, dan Honor dikutip biaya sebesar Rp100 ribu bagi PNS dan PPPK, lalu Rp10.000 bagi honorer.
Informasi yang dihimpun Harian Tabagsel, kutipan ini bermuara ke Ikatan Guru Indonesia (IGI), yang oknum ketuanya seorang guru diberi tugas sebagai kepala sekolah.
Keperluannya mutlak dikaitkan untuk mengikuti giat berbagai turnamen dan perlombaan Hardiknas di Sibuhuan, tingkat Kabupaten yang diselenggarakan Dinas Pendidikan.
Kutipan itu bahkan kerap dilakukan tiap momen Nasional. Seperti giat 17-an. Dan masih terus berlangsung hingga giat menyambut Hardiknas ini.
“Padahal kan sudah ada pembiayaan dari masing-masing kepala sekolah sebesar Rp300 ribu, dan itu bisa di SPJ-kan. Tapi kalau kutipan dari guru-guru ini bagaimana pula ceritanya. Dan itu kesepakatan sepihak, tidak dengan guru-guru,” tukas S, salah seorang guru di Huristak.
Saparuddin, Ketua IGI yang dikonfirmasi membenarkan pemungutan biaya Hardiknas tersebut. Dan itu merupakan hasil kesepakatan bersama.
Diduga, jika disetorkan seluruh guru, dana terkumpul mencapai Rp22.950.000. Dikumpulkan tiap kepala sekolah, dan disetorkan ke bendahara.
Bahkan, percakapan di group Whatsapp IGI Kecamatan Huristak yang diterima Harian Tabagsel, disebutkan dana itu akan disetorkan ke tingkat dinas di Kabupaten. Disitu ditekankan, pembayaran paling lambat Senin, untuk selanjutnya disetorkan ke Kabupaten.
“Iya, tapi itu hasil kesepakatan bersama. Soal berapa yang sudah menyetor, saya tanya dulu sama bendahara. Senin lah,” ujar Saparuddin.
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Lawas, Muhammad Syahdin Daulay yang dihubungi mengatakan, kemungkinan itu untuk kebutuhan guru-guru juga mengikuti rangkaian Hardiknas di Sibuhuan. Tidak ada setoran ke Kabupaten atau ke dinas. Dan itu murni dari mereka, untuk mereka.
“Tapi perinciannya sudah jelas biaya mereka dari Huristak ke kabupaten utusan lomba bukan di setor ke kabupaten. Intinya biaya mereka dari mereka ke mereka juga mengangkat nama kecamatan mereka,” sebut Syahdin. (tan)