MANDAILING NATAL, HARIAN TABAGSEL.com– Atika Azmi Utammi Nasution yang saat ini menjabat wakil bupati Madina mengaku memiliki niat dan keinginan untuk terus berkontribusi aktif mewujudkan pembangunan yang lebih baik.

“Niat saya masih sama seperti 3 tahun dua bulan lalu saat memaparkan visi misi di sini, saya ingin berkontribusi aktif dalam pembangunan Sumatera Utara khususnya Mandailing Natal, agar menjadi lebih baik,” kata Atika saat penyampaian visi-misi bakal calon kepala daerah di Kantor DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Madina, Minggu (26/5) sore.

Niat dan keinginan itu pula yang menjadi alasan bagi perempuan peraih dua rekor muri itu memutuskan maju sebagai kepala daerah di Pilkada Madina 2024.

“Saya ingin meninggalkan sesuatu yang baik sebagai putri daerah dengan memajukan Mandailing Natal,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Atika juga menerangkan bahwa pencalonannya sebagai calon bupati bukan sebab ada hubungan yang tidak baik bersama Bupati Madina saat ini, HM Jafar Sukhairi Nasution. Bahkan, kata dia, Ketua PKB Sumut itu pun ikut mendorongnya maju sebagai calon bupati.

“Kenapa eskalasi dari wakil bupati menjadi calon bupati ini, perlu juga saya sampaikan. Saya dengan pak Bupati, pak Jafar Sukhairi memiliki hubungan yang baik. Bahkan beliau yang mendorong saya untuk maju,” terangnya.

Visi-Misi Atika sebagai Calon Bupati Madina

Perempuan lulusan Universitas Of New South Wales (UNSW) Australia ini mengusung visi ‘Melanjutkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan untuk Madina yang lebih baik’.

Adapun misi-nya sebanyak 7 poin; pertama, Pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan yang dapat memudahkan mobilisasi sehingga perputaran ekonomi semakin cepat dan bertumbuh.

Kedua, meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan dan ekonomi sehingga menjadi daya dorong yang lebih kuat untuk Madina ya g lebih baik. Ketiga, pembangunan dan pelatihan karakter sumber daya manusia yang berakhlak dan berkompoten sehingga menjadi cikal bakal menghadapi perkembangan dunia yang sangat dinamis.

Keempat, menjaga dan melestarikan nilai agama, budaya dan kearifan lokal sebagai upaya pelestarian identitas Mandailing Natal yang beragama dan berbudaya. Kelima, pengentasan kemiskinan ekstrim, penurunan angka stunting di bawah standar nasional serta  pemenuhan gizi anak untuk menghasilkan generasi yang sehat dan berkompoten.

Keenam, menyelaraskan program pembangunan dengan pemerintah pusat dan provinsi sehingga pembangunan nasional yang bukan merupakan kewenangan pemerintah daerah tetap dapat dirasakan di Mandailing Natal.

Terakhir atau ketujuh, mendorong inovasi dari Organisasi Perangkat Daerah serta meningkatkan sinergitas dengan dunia usaha dan dunia pendidikan.

Atika mengatakan, visi-misi tersebut bukan dibuat atau disusun oleh yang namanya tim konsultan politik, melainkan lahir dari buah pikiran mereka sendiri. Hal itu katanya, agar nantinya ketika diberikan amanah terpilih menjadi bupati, visi-misi yang disampaikan betul-betul ingin dicapai ke depannya.

“Kami tidak melibatkan konsultan politik dalam penyusunan visi-misi, karena kami ingin betul-betul buah pikiran ini yang ingin kami capai ke depan. Bukan masukan-masukan, tranding topik yang disusun oleh konsultan politik atau yang lainnya,” katanya.

Selain itu, ia juga mengatakan visi-misi yang diusung telah selaras dengan pemerintah pusat dan provinsi dengan melihat dan mempelajari secara garis besar terkait Rencana Pembanguan Jangka Menengah (RPJMD) 5 tahun ke depan.

Sebab, menurut Atika, jika visi-misi tidak selaras maka nantinya akan cukup susah untuk merealisasikan pembangunan.

“Visi-misi ini kami selaraskan dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, karena kalau tidak selaras, kalau tidak satu tema mungkin nanti untuk mencari anggaran itu akan cukup susah. Tetapi kalau selaras tema pembangunannya lebih fleksibel mencari anggaran. Karena pembangunan ini ujung-ujungnya anggaran, tidak ada anggaran pembanguan mungkin akan stagnan,” pungkasnya. (Rul)