PADANG LAWAS UTARA, hariantabagsel.com– Ratusan hektar sawah di Kecamatan Padang Bolak dan Portibi kini kering kerontang setelah talang bendungan irigasi di Desa Gunungtua Baru jebol sejak Mei 2025.
Hingga kini, Kamis 23 Oktober 2025, perbaikan belum dilakukan, Hal ini membuat petani khawatir gagal panen juga gagal tanam.
Staf Teknis UPT PUPR Sumatera II, Hendri dan Muhammad Siddik, menyatakan pihaknya hanya bisa turun ke lokasi jika mendapat arahan resmi dari pimpinan dalam hal ini Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) di Medan.
Hendri menyarankan agar Bupati Paluta segera mengirim surat ke Kementerian PUPR dan BWS di Medan agar perbaikan bisa segera diproses.
Sebelumnya diberitakan media ini bahwa masyarakat Desa, termasuk tokoh Tongku Fauzan Siregar, menyoroti lambannya penanganan.
“Pemda sudah meninjau lokasi, tapi belum ada perbaikan. Petani makin sengsara, sementara BWS juga belum ada tindakan sama sekali!,” serunya.
“Kalau terus dibiarkan, bukan hanya sawah yang rusak, tapi ekonomi warga ikut terdampak,” tambah Gumuru Dasopang.
Publik mempertanyakan apakah Satker Operasi Pemeliharaan BWS Sumatera II di Paluta sudah membuat laporan resmi ke Provinsi.
Selain itu, muncul pertanyaan kemana anggaran pemeliharaan yang seharusnya bisa dipakai untuk perbaikan sementara agar petani tidak gagal panen.
Kritik pedas pun mengalir, menuding anggaran pemeliharaan ada tetapi tidak dikelola dengan baik. Akibatnya, warga dan petani menjadi korban dari kelalaian ini.
Masyarakat mendesak BWS di Medan, dinas terkait, Pemprov Sumut melalui PSDA, dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR segera turun tangan.
Pemkab Paluta juga diminta cepat berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan mendorong DPRD Provinsi Dapil Tabagsel untuk mendesak pihak terkait agar mempercepat perbaikan.
Petani menuntut tindakan nyata, bukan janji di atas kertas, agar sawah kembali produktif dan mereka bisa bernapas lega. (Rel-HT)
