TAPANULI SELATAN, hariantabagsel.com– Salah satu warga Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan meluhkan pembagian debit air yang mengalir ke sawah mereka. Air sawah diduga disalah gunakan oknum penjaga bendungan Paya Sordang.

Hal ini dikatakan salah satu warga Kecamatan Angkola Muaratais yang namanya tidak mau dikorankan kepada Harian Tabagsel, Rabu (30/42025) di salah satu warkop di Kecamatan Angkola Muaratais.

Area persawahan di Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan diduga debit airnya kurang maksimal. Irigasi persawahan yang mengalir dari Bendungan Paya Sordang ke Kecamatan Angkola Muaratais diduga disalah gunakan oknum lenjaga bendungan dengan membagi air ke oknum pengelola kolam ikan.

Salah satu warga yang tidak ingin identitasnya diketahui ini mengatakan kepada Harian Tabagsel, diduga oknum penjaga bendungan nakal.

“Biasanya oknum yang punya kolam memberikan uang rokok, agar mereka di prioritaskan airnya. Sehingga air ke kolam mereka aman dan kami petani sawah terancam airnya,” katanya kepada awak media ini.

Sehingga pengakuannya kepada Harian Tabagsel, airnya minim, sehingga kami petani padi disini kekurangan air di persawahan.

Masih kata warga ini, kami di Kecamatan Angkola Muaratais ini kalau mau sawah dapat air, kami melakukan siasat.

“Kami dan petani padi di Kecamatan Batang Angkola kerap bergantian dalam menggunakan air. Waktu kami di Kecamatan Angkola Muaratais panen, maka air akan digunakan Kecamatan Batang Angkola begitu seterusnya. Kami selalu silih berganti dalam menggunakan air persawahan. Harus pandai-pandai kami menggunakan waktunya,” ujarnya.

“Karena kami tidak memberikan uang rokok kepada oknum itu. Sehingga kami tidak diutamakan. Oknum yang punya kolam di salah satu desa di Kecamatan Angkola Muaratais ini yang di utamakan. Karena mereka berduit,” ucapnya kesal.

Masih kata warga menambahkan jika area lersawahan yang terlihat hijau sekarang ini adalah bantuan pupuk.

“Semua sekarang serba harus dipupuk, tidak ada lagi unsur hara tanah yang bagus apalagi air ke sawah sangat minim,” keluhnya.

Harian Tabagsel mencoba menjumpai Plt Camat Angkola Muaratais, Yohanes AP, MM dikantonya berusaha mengkonfirmasi akan hal perihal air sawah, yang menjadi keluhan masyarakat Kecamatan Angkola Muaratais.

Akan tetapi sangat disayangkan, Yohanes terkesan mengelak berjumpa dengan awak media ini.

Yohanes keluar kantor camat, masuk ke aula, lalu pergi meninggalkan awak media ini menggunakan sebuah mobil dinasnya.

Salah satu staf kantor camat menjumpai awak media dan berkata, Camat sudah pergi ke desa katanya.

Wartawan pun mencoba menghubunginya melalui Whatsapp, akan tetapi sangat disayangkan juga, diduga Ply Camat Angkola Muaratais memblokir no Whatsapp wartawan Harian Tabagsel.

Ketua DPD Macan Asia Indonesia (MAI) Sumatra Utara, Harmeni Batubara, SH, mengatakan eharusnya sebagai pejabat Publik dan pemimpin di Kecamatan Angkola Muaratais ini bisa memberikan informasi kepada masyarakat melalui media, karena keterbukaan informasi publik sangat dibutuhkan dan telah di atur dalam UU.

“Kalau memang tidak mau di kritik dengan baik dan bagus, jangan jadi pejabat publik,” ungkap Harmeni Batubara.

Harmeni meminta Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, SE, Ak, CA, MM melakukan evaluasi terhadap kinerja Plt Camat Angkola Muaratais, Yohanes AP, MM.

“Karena diduga Camat ini tidak mau di kritik dan diberi saran yang membangun di kecamatan yang dipimpinya. Camat kan Pejabat Publik yang menerima gaji dari Pajak Rakyat setiap bulannya. Alangkah disayangkan sekali seorang camat bersifat tertutup,” katanya. (Saipul Bahri Siregar)