MEDAN, hariantabagsel.com– Kabupaten Padang Lawas genap berusia 18 tahun di tahun 2025 ini. Bupati Padang Lawas Putra Mahkota Alam (PMA) bersama masyarakat telah merayakannya dengan sejumlah kegiatan beberapa waktu lalu di Sibuhuan.
Beberapa kegiatan dalam perayaan tersebut dinilai bagian dari semangat pembangunan yang diantaranya dintadai dengan lounching UHC, sebagai bentuk keseriusan menjalankan program pelayanan publik di bidang kesehatan.
Pendapat ini disampaikan Direktur Lingkar Studi Pembangunan Sumatera Utara (LSP Sumut), Ansor Harahap dalam memandang serangkaian kegiatan Pemkab Padang Lawas pada perayaan HUT ke-18.
“Di HUT Padang Lawas ke-18, kita lihat Pemkab Padang Lawas merayakannya dengan sejumlah kegiatan, saya kira ada semangat pembangunan yang ditunjukkan kepemimpinan hari ini, diantaranya pemantapan pelayanan publik di bidang kesehatan lewat program UHC atau Universal Health Coverage,” kata Ansor.
Namun, menurutnya disamping merayakan, Bupati PMA perlu menjadikan hari bertambah usia Padang Lawas sebagai waktu yang tepat untuk merefleksikan perjalanan panjang sebagai kabupaten pemekaran dalam konteks amanah otonomi. Meninjau kembali permasalahan yang fundament dan serius yang selama ini pemerintahan sebelumnya terkesan gagal sebagai kabupaten pemekaran.
“Usia 18 tahun sesungguhnya bukan yang waktu yang singkat, seyogianya Padang Lawas telah memiliki identitas dan menemukan jati diri seperti apa yang idealnya, baik secara sosiologis maupun keunggulan dalam sektor tertentu, namun selama ini ternyata hal itu tidak tercapai, untuk itu perayaan ini semestinya tidak lepas dari ruang refleksi yang menghasilkan gagasan dan semangat baru yang semakin terasa bagi masyarakat luas,” ungkapnya.
Dasar-dasar Perubahan
Bahwa, begitu banyak masalah Padang Lawas yang perlu dibenahi, dan ini terus menjadi kajian, sorotan, serta harapan masyarakat, mulai dari urusan birokrasi, lapangan kerja, pendidikan, infrastruktur, lingkungan hidup, hingga pelayanan masyarakat di banyak bidang.
Untuk itu, tahun pertama ini merupakan tahun yang cukup penting dalam meletakkan pondasi perubahan diberbagai kebutuhan. Salah satu hal yang fundament tersebut adalah perubahan mental birokrasi dan kesungguhan menjalankan agenda pemerintahan. Mental birokrasi dan kinerja yang lebih baik akan tercapai bila kepemimpinan birokrasi bisa terkonsolidasikan untuk kepentingan perubahan.
“Sebagai kado ulang tahun Padang Lawas bagi masyarakat, PMA-AFN diharapkan meletakkan dasar-dasar perubahan dalam gerak kebijakan pemerintahan, yang paling mendasar itu tentu selain penempatan orang yang benar pada tempat yang benar, adalah konsolidasi birokrasi agar benar-benar patuh terhadap kepemimpinan perubahan, kesungguhan membangun budaya birokrasi yang jauh dari penyakit laten, birokrasi yang semakin terbuka, bertanggungjawab, dan kompetitif,” tutup Ansor. (Parningotan Aritonang)
