PADANGSIDIMPUAN, HARIAN TABAGSEL.com- Berikut isi chat WA yang diduga di kirim oleh Kepala Desa Pudun Jae, Riski Ibrahim Siregar kepada mantan Walikota Padangsidimpuan, Irsan Efendi Nasution yang beredar dari WA ke WA juga di FB, Senin (18/11) dan isi tidak ada ditambah atau dikurangi oleh redaksi dan sudah beredar selama 3 hari terakhir.

Aku Riski. Aku seorang Kepala Desa di Padangsidimpuan. Sejak kemarin, beredar vidio rekaman pembicaraan telepon antara aku dengan mantan Walikota Irsan Efendi Nasution.

Benar, itu adalah rekaman teleponan pak Irsan denganku. Saat itu aku sedang bersama seorang perempuan di dalam mobil (lihat layar HP ku ada jari dan cincinnya). Tiba-tiba pak Irsan meneleponku lewat panggilan telepon WA.

Perempuan itu yang merekamnya dan atas sepengetahuanku. Rekaman itu beredar sejak hari Rabu tanggal 13 Nopember 2024. Sehingga viral dan membuat heboh perpolitikan Pilkada Padangsidimpuan.

Perlu aku jelaskan. Sebelumnya aku punya hutang Rp.260 juta dengan bunga 15% setiap bulan kepada seseorang yang dikenal sebagai mafia sabu-sabu. Yang mana semenjak berhenti dari bisnis haram itu, dia menjadi rentenir dan pasiennya adalah para Kepala Desa se Tabagsel.

Karena sudah tidak tahan lagi terus menerus membayar bunga pinjamanku yang jumlahnya puluhan juta setiap bulan, aku mengeluh kepada temanku sesama Kepala Desa.

Kemudian dia sarankan agar aku datang ke pak Irsan Efendi Nasution yang saat itu masih Walikota Padangsidimpuan. Selama ini pak Irsan telah banyak membantu Kepala Desa yang terbelit masalah keuangan atau terbelit hutang.

Selanjutnya aku membawa enam orang tokoh masyarakat dan perangkat desaku menemui pak Irsan. Kuceritakan masalah yang menimpaku dan aku minta tolong dipinjamkan uang. Akhirnya dikabulkan.

Uang pribadi yang dipinjamkan pak Irsan itu tidak dikenakan bunga. Cukup serahkan jaminan berupa surat berharga, sebagai tanda bukti keseriusanku untuk melunasi uangnya yang kupinjam itu.

Sampai saat ini, surat tanah yang kuberi sebagai jaminan bahwa aku akan melunasi hutangku itu, masih ada sama pak Irsan. Itulah surat yang disebutnya di dalam rekaman itu.

Aku memang salah. Aku sudah dibantu pak Irsan tetapi di Pilkada ini aku malah mendukung dan mengkampanyekan calon Walikota 02. Bukan pak Irsan yang di Pilkada ini juga maju sebagai calon Walikota nomor 01.

Pantas sajalah pak Irsan meneleponku dan berbicara seperti pembicaraan kami di rekaman yang beredar itu. Jika itu yang terjadi kepadaku, mungkin kemarahanku akan lebih kasar lagi daripada kemarahan pak Irsan.

Aku salah. Aku mengkampanyekan calon lain, padahal ada pak Irsan yang sudah menolongku sehingga aku terbebas dari jerat bunga hutang ke rentenir.

Aku salah. Tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena jika tidak kuturuti semua permintaa 02 itu, maka dugaan korupsi uang Dana Desa yang menjadi temuan Inspektorat itu akan dilaporkan mereka ke Polisi ataupun Kejaksaan.

Jujur, aku serba salah karena sudah masuk dalam perangkap kepentingan politik Pilkada Padangsidimpuan. Calon Walikota 01 yang menolongku, Calon Walikota 02 yang pegang kasusku.

Sialnya lagi. Perempuan yang merekamku saat bertelepon dengan pak Irsan kemarin itu, malah mengirimkan rekaman itu ke pihak calon Walikota 03.

Mohon maaf pak Irsan, bukan aku yang menyebar-nyebar rekaman itu. Bahkan rekaman itu dipoles sedemikian rupa hingga menjadi dua versi.

Versi pertama, vidio rekaman itu tanpa diedit dan langsung disebar-sebarkan oleh pihak Calon Walikota 03.

Versi kedua, vido rekaman itu diedit dengan hanya menampilkan suara saja dan gambar kartun. Itu disebar-sebarkan oleh pihak calon Walikota 02.

Mohon maaf pak Irsan Efendi Nasution. Bapak yang telah membantu aku. Tetapi bapak pula yang menjadi korban di kejadian ini. Wajar jika bapak berkata kasar kepadaku yang tak tau terimakasih ini. Wassalam bil maaf da pak.

Sementara itu Kades Pudun Jae, Riski Ibrahim Sjregar. Senin (18/11) menegaskan bahwa bukan dirinya yang menulis itu.

“Hoax,” tegasnya sambil mengirimkan SS status di akun FB nya membantah soal chat WA yang beredar tiga hari ini. (PAP)