TAPANULI SELATAN, HARIAN TABAGSEL.com- Kelompok Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) menggelar sosialisasi terkait pencegahan Stunting kepada masyarakat, Sabtu (21/12/2024) siang.

Dalam sosialisasi yang berlangsung di Desa Sumuran, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan ini, kelompok mahasiswa UMTS menggandeng masyarakat setempat.

“Kegiatan sosialisasi ini, merupakan bagian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri dari salah satu kelompok mahasiswa KKN Mandiri dari berbagai Fakultas di UMTS,” kata Agryan Prayudi selaku Ketua Kelompok KKN Mandiri UMTS didampingi Dosen Pendamping Lapangan, Rahmad Fauzi Siregar, M.Pd.

Menurutnya, program pencegahan Stunting ini sangat penting dan sejalan dengan Program Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto. Dimana, generasi penerus harus terbebas dari Stunting guna mempersiapkan Indonesia Emas 2045 mendatang.

KKN ini menurutnya, merupakan bagian dari kontribusi Mahasiswa UMTS dalam mendukung program strategis pemerintah Indonesia.

Agryan berharap, masyarakat sejak dini dapat memahami Stunting dan bagaimana pencegahannya lewat sosialisasi ini.

“Oleh karenanya, kami menggandeng pihak narasumber, untuk memberi materi terkait pencegahan Stunting. Karena, persoalan ini, menurut hemat kami, bisa diselesaikan dengan adanya kolaborasi aktif antar seluruh elemen masyarakat,” ucapnya.

Sementara, Wakil Rektor III UMTS Bidang Kemahasiswaan, Muklis, Sp MA, yang hadir dalam sosialisasi ini menjelaskan bahwa, dalam kegiatan KKN Mahasiswa, ada kategori tematik. Yang mana, dalam KKN kategori tematik ini mengambil tema, pencegahan Stunting pada anak.

“Kegiatan ini, juga untuk melengkapi proses KKN dari seluruh Mahasiswa di UMTS,” terang Muklis.

Muklis menyebut bahwa, seluruh Mahasiswa UMTS dari berbagai Fakultas dan Program Studi, wajib mengikuti KKN Mandiri dengan mengusung tema utama pencegahan Stunting ini.

“Sebab, persoalan pencegahan Stunting berkaitan dengan berbagai Program Studi yang ada di UMTS. Kita berharap, dengan adanya kegiatan ini, menekan angka Stunting di Kabupaten Tapanuli Selatan,” tukasnya.

Sementara, Technical Assistant Satgas Stunting Kabupaten Tapanuli Selatan, Abdul Latif Lubis, SE, MM, yang menjadi narasumber menerangkan bahwa, Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk dan infeksi berulang.

“Anak yang terkena Stunting, ditandai dengan tinggi badan mereka terhadap usia lebih dari dua deviasi standar di bawah median standar pertumbuhan anak yang ditetapkan World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia,” jelas Abdul Latif.

Ia memaparkan beberapa strategi pencegahan stunting antara lain, praktek pemberian makanan pada bayi yang benar, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta deteksi dini dan tatalaksana nutrisi pada bayi yang memiliki resiko gagal tumbuh.

Menurut Latif, kualitas Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) juga harus lengkap dan seimbang meliputi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, maupun mineral. Dia menegaskan bahwa, stunting perlu dicegah dan ditatalaksana.

Kemudian, lanjutnya, Pangan klKebutuhan mlMedis Khusus (PKMK) harus menjadi pilihan untuk memenuhi kalori kebutuhan pada anak Stunting. Lalu, pengukuran tinggi badan dan pencatatannya juga sangat penting, guna pemantauan dan intervensi penanganannya.

“Selanjutnya, evaluasi pola makan dan penyakit yang menyertai anak Stunting. Serta, kerjasama lintas sektoral termasuk Mahasiswa sangat perlu untuk menentukan keberhasilan penangangan dan pencegahan Stunting di Kabupaten Tapanuli Selatan,” pungkasnya.

Sedangkan narasumber lainnya, mengatakan bahwa, dampak Stunting pada anak dalam jangka pendek bisa mengganggu perkembangan otak, menurunnya kecerdasan, serta gangguan pada pertumbuhan fisik dan metabolisme tubuh.

Sedangkan dampak jangka panjangnya antara lain, menurunnya kemampuan kognitif dan kekebalan tubuh sehingga mudah terpapar penyakit. Serta, meningkatnya resiko diabetes, obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, hingga disabilitas di hari tua.

Untuk itu, sosialisasi seperti hari ini dianggap penting guna mencegah Stunting secara terencana mulai dari keluarga dan sejak dari kandungan.

Tampak hadir dalam sosialisasi ini Kepling Desa Sumuran, Ahmad Rifai Pulungan dan anggota Kelompok KKN Mandiri antara lain, Agryan Prayudi, Akbar Pane, Agung Perdana Siregar, Irwita Gustiana, Rifky Wahyuni, Rizal Arya, Riza Alfina Tio, Santri Mahdalena Simamora, Nanda Syania dan Sahary Ramadhan Siregar. (Rel)