Penulis: Palar Hamonangan, Universitas Aufa Royhan Kota Padangsidimpuan
Perlunya Skrining di Tempat Berisiko Tinggi TBC untuk Turunkan Kasus
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) menargetkan eliminasi TBC pada 2030 dengan penurunan angka kejadian menjadi 65 kasus per 100.000 penduduk dan angka kematian menjadi enam jiwa per 100.000 penduduk.
Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dengan hal ini diperlukan skrining di tempat-tempat berisiko tinggi untuk mengatasi TBC.
Untuk TB, upaya yang kita dorong sekarang kepada daerah itu menguatkan penemuan kasus. Jadi, skrining itu dilakukan, misalnya di perusahaan, tempat kerja, sekolah, pesantren, untuk penemuan kasus TB. Tentunya melibatkan tenaga kesehatan, termasuk skrining yang dilakukan di tempat yang berisiko tinggi, seperti lembaga pemasyarakatan.
Waspadai Tempat Padat
Menjelaskan tempat-tempat padat, seperti sekolah, lapas, atau panti terus didorong untuk melakukan skrining dan menemukan kasus tuberkulosis sehingga ketika ada yang terdeteksi dapat langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
“Nanti kalau memang ada yang terdeteksi dan diduga TB, dirujuk ke fasyankes untuk diambil dahak atau dirontgen, tergantung gejalanya seperti apa, nanti itu baru bisa dideteksi
Selain sosialisasi dan edukasi, menurutnya juga perlu didorong agar ada komunitas masyarakat untuk mendampingi pasien tuberkulosis agar terhindar dari stigma masyarakat.
“Perlu ada komunitas juga untuk mendampingi dan di bidang ketenagakerjaan itu juga harus ada kebijakan untuk orang yang terkena TB, misalnya di kantor atau di tempat kerja jangan kemudian diputus hubungan kerja tetapi justru seharusnya dibantu, ditolong agar bisa meneruskan pengobatannya
Rata-rata kematian akibat kasus TBC pada tahun 2023 sekitar 141 ribu kasus. “Atau kalau dihitung dalam satu jam bisa ada sekitar 16 kasus yang meninggal. Jadi, masih tinggi, masih jauh kalau kita mau menurunkan sampai enam per 100.000 kematian di tahun 2030. (***)