PADANG LAWAS, HARIAN TABAGSEL.com- Soal Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sibuhuan, dr Afandi Siregar yang tidak mengizinkan tranfusi atau mengambil darah yang dibutuhkan pasien, diduga sudah melanggar sumpah kedokteran dan kode etik kedokteran Indonesia (Kodeki). Terlebih, selain dokter, Direktur ini juga menjabat Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Padang Lawas, tidak memprioritaskan keselamatan pasien.

Dikutip dari laman IDI, dugaan pelanggaran kode etik itu meliputi kewajiban umum, kewajiban dokter terhadap pasien. Termasuk sumpah dokter yang salah satu poin pertamanya yakni ‘Demi Allah Saya bersumpah akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan’.

Melihat kasus soal dr Afandi Siregar tidak mengizinkan pasien dari luar RSUD mengambil darah pun menuai sorotan. Banyak pemangku kepentingan atau pasien yang pernah berobat ke RSUD Sibuhuan mengeluh. Bahkan kasus yang sama kerap terjadi terhadap masyarakat Padang Lawas.

“Entah apa yang ada difikirannya. Selain direktur, Dia juga Dokter, dan Ketua IDI. Yang tentunya harus mengutamakan keselamatan pasien dulu,” kata Raja, Sutan, Rahmat, di salah satu warung di Sibuhuan berbincang-bincang soal Direktur RSUD itu.

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Padang Lawas, Harjusli Fahri Siregar yang dikonfirmasi, Senin (29/7) mengaku tidak ada MoU dengan RSUD terkait pengelolaan darah tersebut. PMI menumpangkan stok darah, dikarenakan hanya RSUD yang memiliki alat transfusi.

Dan memang Unit Transfusi Rumah Sakit (UTRS) merupakan kewenangan direktur, selaku pimpinan RSUD. Hanya saja soal kemanusiaan, darah itu semestinya diberikan pada pasien atau masyarakat yang membutuhkan.

“Bahkan digratiskan bagi masyarakat yang membutuhkan. Kalau MoU kami tidak ada, kami menumpangkan stok darah di Rumah Sakit itu, karena hanya mereka (RSUD) yang punya alat dan UTRS. Berdasarkan kemanusiaan, darah itu harusnya dikeluarkan,” jelas Harjusli.

Sayang, dr Afandi Siregar tidak berhasil dimintai tanggapan. Nomor biasa yang dihubungi, tidak menyambung lagi. Pun demikian saat didatangi ke RSUD tidak berhasil ditemui.

“Lagi keluar. Keperluan apa, nanti Saya sampaikan,” kata Iin, ajudan di ruang direktur tersebut. (tan)