PADANGSIDIMPUAN, HARIAN TABAGSEL.com- Ricardo Tinambunan (39) warga Kelurahan Batunadua Jae, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan mengeluhkan lambannya Pemko Padangsidimpuan dalam menangani longsor tanah yang nyaris menimpa rumah miiliknya yang ditempatinya bersama keluarganya di Lingkungan 7 Sihoring-Koring.
“Ini kita kuatir kalau hujan turun tanah kembali retak dan terus amblas seperti yang terjadi Sabtu (28/1/2025) malam lalu,” ucapnya.
Dimana dirinya bersama warga Lainnya mengalami kerugian puluhan juta rupiah akibat tanah longsor pembukaan Jalan di lahan milik ACIN di kawasan Bukit Simarsayang.
“Begitu longsor terjadi sampai hari ini belum ada yang datang untuk melakukan pengerukan tanah. Kalaupun ada yang datang cuma ambil dokumentasi foto lalu pulang tanpa memberikan bantuan apapun. Padahal intensitas hujan masih tinggi,” kata Ricardo Tinambunan didampingi istrinya boru Nainggolan saat ditemui awak media di lokasi longsoran tanah, Sabtu (18/1/2025) kemarin.
Kepada wartawan Ricardo menjelaskan, akibat longsor ini sisi rumah miliknya itu ditumpuki tanah lebih kurang 2 meter tingginya sehingga harta benda miliknya seperti peralatan dan material bangunan hancur semua dan ikut tertimbun tanah longsoran.
Setelah kejadian itu dirinya kemudian melaporkannya kepada pihak pemerintah melalui Kepling, Lurah dan BPBD Kota Padangsidimpuan namun sampai saat ini tidak ada bantuan sama sekali untuk di lakukan pengerukan tanah.
“Struktur tanah di atas perbukitan Simarsayang itu memang labil, ditambah curah hujan tinggi, sehingga tanah longsor bukaan jalan di lahan milik Acin itu tidak dapat dihindarkan sehingga terimbas kepada kami dan dua rumah lainnya serta sawah warga yang sedang panen,” ungkapnya dengan nada kecewa kepada Pemko Padangsidimpuan.
Saat ini, rumah bagian depan masih tertimbun tanah, sementara dirinya bersama istri dan anaknya hanya dapat menempati bagian belakang rumah. Cuaca di sekitar lokasi masih mendung, dan struktur tanah di sekitar rumah dinilai masih berisiko longsor susulan.
Dirinya bersama saudara-sudaranya selama seminggu bahu-membahu melakukan kerja bakti untuk menyingkirkan tanah dari depan rumah tanpa bantuan Pemko Padangsidimpuan.
Meski demikian, pembersihan membutuhkan waktu karena volume tanah yang cukup tebal. Kerugian materiil akibat longsor ini diperkirakan mencapai Rp 80 juta. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Adapun rumah terdampak longsor antara lain milik Ricardo Tinambunan kemudian milik Panggabean dan milik Harahap berikut lahan persawahan yang sedang panen ikut juga tertimbun tanah bekas pembukaan jalan di lahan milik ACIN masih mengancam.
Longsoran tanahnya mulai bergerak sehingga tidak menutup kemungkinannya terjadi longsor susulan.
“Ini membuat kami takut tinggal di rumah, apalagi kalau malam hari, kami dan pemilik rumah lainnya harus mengungsi ke tempat yang aman,” bebernya.
Dia bersama warga lainnya berharap kepada Pemko Padangsidimpuan untuk peduli dan tanggap atas persoalan yang mereka alami.
“Informasi keamanan di lokasi tanah gerak sangat diperlukan warga sehingga ada kejelasan dari pemerintah dan pemilik lahan,” ucap Ricardo seraya berharap agar pemerintah melakukan mediasi dengan pemilik lahan masalah ganti rugi akibat kejadian itu.
Terkait hal tersebut Kepala Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padangsidimpuan, Harnovil Harun, ST belum berhasil di konfirmasi. (SMS)