PADANG LAWAS, hariantabagsel.com- Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sibuhuan patut disoroti. Itu dinilai dari banyaknya Dokter yang pindah tugas dari rumah sakit plat merah itu.
Penelusuran Harian Tabagsel, selama kepemimpinan Direktur, dr Afandi Siregar belum genap 2 tahun banyak menuai kejanggalan. Sebut saja salah satunya berinisial TPN, Dokter spesialis anak yang merupakan PNS angkatan 2022 bisa pindah. Padahal masa pengabdiannya sebagai ASN Padang Lawas, masih sebentar.
Tidak itu saja, ROH, dokter spesialis Radiologi juga dikabarkan tidak bertugas lagi di RSUD Sibuhuan. Tentu ini berpengaruh besar terhadap ketersediaan potensi pendukung Computed Tomography Scan (CT Scan) dari Kemenkes RI. Bahkan, berdampak pada pelayanan rontgen di RSUD.
Guntur, Humas Rumah Sakit Permata Madina Sibuhuan mengatakan, dokter ROH sudah sejak 7 tahun terakhir bertugas di rumah sakit swasta itu. Soal tugasnya di rumah sakit lain, Guntur mengaku tidak mengetahuinya.
“Dokter Raja kerja di Permata kurang lebih 7 tahun.Kalau terkait apakah masih di RSUD dokter itu kurang tahu,” kata Humas Permata Madina ini.
Disisi lain, tahun 2025 ini ada pertambahan anggaran berkisar Rp1,85 Miliar untuk Rumah Sakit Pemerintah ini. Peruntukkannya guna penambahan daya Rumah Sakit seiring ketersediaan daya CT scan tersebut, yang cukup membebani daya listrik.
Direktur RSUD Sibuhuan, dr Afandi Siregar yang ditemui, Rabu (23/4) mengaku alat CT scan yang tak kunjung turun dari kemenkes dikarenakan fasilitas penunjang yang belum memadai. Terutama daya listrik.
“Semua sudah lengkap, termasuk gedungnya (ruangan), tinggal penambahan daya, karena (CT Scan) itu harus besar dayanya. Inilah penambahan anggaran itu untuk daya, dan itu langsung ke PLN,” jelas Afandi.
Namun Direktur ini membantah kekosongan SDM, yakni dokter radiologi. Katanya, dokter ROH pada Oktober 2024 sebelumnya yang memutuskan hubungan kerja sama, sebelum masa kontrak berakhir di Desember 2024.
Ditambah peraturan BPJS yang membatasi surat izin praktek (SIP), hanya 3 SIP saja, tidak lebih. Kini penggantinya sedang dalam proses, tinggal menunggu persetujuan dari BPJS kesehatan.
“Sekarang SIP tidak boleh lebih 3. Makanya dokter (Sp Radiologi) Raja itu milihnya di Permata, sama rumah sakit yang lain. Kalau disini (RSUD) Oktober dia udah pergi, sebelum kontraknya Desember. Untuk penggantinya inilah sedang proses, namanya dokter Azis,” terang Afandi.
Soal dokter anak, PNS angkatan 2022, yang pindah ke Sergei Afandi tidak membantah. Hanya saja itu keputusannya ada pada masa Pj Bupati, Ardan Noor.
Disinggung upayanya sebagai direktur menahan dokter PNS tersebut, Afandi mengaku tidak ada kewenangan.
“Itu masa Pj Ardan Noor. Aku nggak ada neken itu. Tapi kan itu bisa ditarik lagi itu (kalau mau),” ujarnya.
Panjang lebar Afandi mengklaim kini RSUD tergolong berhasil ditangannya. Ketersediaan dokter di rumah sakit plat merah itu kini ada 25 dokter.
Bahkan, dengan anggaran minim, bisa jadi rumah sakit peringkat pertama di Tabagsel.
“Nggak ada anggaran disini, malah lebih besar anggaran Puskesmas. Tapi Rumah Sakit kita ini yang terbaik saat ini di Tabagsel,” tandasnya. (Parningotan Aritonang)