PADANG LAWAS UTARA, hariantabagsel.com- Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution menjelaskan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) pada tahun ini akan melaksanakan pembangunan jalan yang rusak parah sepanjang 100 kilometer dengan anggaran Rp 100 milliar mulai dari Kabupaten Labuhan Batu ke Kabupaten Padang Lawas Utara dan tembus ke Kabupaten Tapanuli Selatan.
Dikutip dari detiksumut, hal ini dikatakan Bobby Nasution saat melakukan pengecekan langsung jalan provinsi yang rusak parah di lintas Kabupaten Labuhan Batu ke Kabupaten Tapanuli Selatan melewati Kabupaten Padang Lawas Utara.
Rombongan Bobby Nasution diketahui meninjau jalan ini selama 27 jam lamanya sejak Selasa (22/4) pagi hingga Rabu (23/4) malam.
Kondisi di sepanjang jalan 100 kilometer ini cukup parah dan banyak jalan yang dapat membahayakan pengguna kendaraan.
Mulai dari bebatuan besar di tengah jalan, lubang yang sangat dalam hingga jalan dengan tanjakan sangat curam dan terjal. Jalan berlumpur juga banyak dilalui dengan lebar jalan hanya bisa dilintasi 1 mobil saja.
“Kemarin kita mengecek Jalan Provinsi dari Labuhan Batu masuk ke Paluta dan menembus ke Tapsel, kita mengecek semua. Memang kondisi jalannya sangat luar biasa tidak terawat dan banyak masyarakat mengatakan ini 30 tahun lalu pernah diperbaiki,” kata Bobby Nasution.
Bobby mengungkapkan panjang jalan yang ditinjau bersama Kadis PUPR Sumut, Topan Ginting dan Bupati Paluta, Resky Basyah Harahap itu mencapai 100 kilometer lebih. Titik rawan longsor di sepanjang jalan menjadi perhatiannya.
“Jadi kita cek karena ini jalurnya panjang lebih dari 100 kilometer, jadi saya cek langsung kondisinya, beberapa titik rawan longsor menjadi perhatian, agar nanti ketika dibangun tidak terjadi longsor-longsor,” ucapnya.
Perbaikan jalan bakal dimulai tahun ini. Perbaikan jalan itu bakal dimulai dari titik di Kabupaten Labuhanbatu dan juga dari arah Paluta.
“Nanti akan dibangun sebagian tahun ini, namun ada sebagian lagi kita mulai tahun depan, jadi dari Paluta kita bangun, dari Labuhan Batu kita bangun, nanti ketemunya di tengah di Sipiongot,” ujarnya.
Di Aek Sipange, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapsel, Pemprov Sumut disebut bakal membangun jembatan. Sebab selama ini warga melintas harus menyebrang melalui sungai dan sudah pernah memakan korban jiwa.
“Nah di titik ini kita akan bangun jembatan yang dulu pernah memakan korban, nanti jembatan ini akan kita bangun tahun ini,” ungkapnya.
Anggaran yang digelontorkan untuk perbaikan jalan provinsi itu mencapai Rp 100 miliar lebih. Sementara untuk jembatan di Aek Bilah bakal dibangun dengan anggaran Rp 20 miliar.
“Untuk di jembatan ini tadi Rp 20 miliar lebih, untuk jalan yang 100 kilometer lebih itu, Rp 100 miliar lebih,” ujarnya.
Bobby mengucapkan terima kasih atas antusias warga menyambut kedatangannya untuk menyampaikan keluhan soal jalan. Perbaikan jalan disebut bakal dapat berdampak terhadap perekonomian di daerah itu.
“Iya, tadi malam sampai jam 01.00 WIB masyarakat masih nungguin, terima kasih ini menjadi penyemangat bagi kami, pengingat bagi kami, ada masyarakat yang belum bisa merasakan akses yang baik, makanya saya sama Pak Bupati (Paluta) ikut langsung, melihat langsung, dan mendengarkan langsung keinginan masyarakat, aksesnya bisa terbuka. Ketika terbuka, masyarakat akan bisa merasakan manfaatnya baik dampak ekonomi, kesehatan, dan lainnya,” tutupnya.
Warga di sejumlah desa di Paluta dan Tapsel menyampaikan keluhan soal jalan yang sudah 20 tahun rusak itu ke Bobby Nasution.
Salah satu warga Desa Singanyal, Kecamatan Dolok, Kabupaten Paluta, Erna Rambe, mengatakan jika perbaikan jalan terakhir dilakukan 20 tahun lalu. Dia berharap jalan tersebut dapat segera diperbaiki.
“Semoga nanti diperbaiki, terakhir 20 tahun lalu,” kata Erna Rambe usai menyampaikan keluhan jalan rusak ke Bobby, Selasa (24/5/2025).
Keberadaan jalan yang berstatus provinsi tersebut sangatlah penting bagi aktivitas mereka dan membuat harga sembako mahal di daerah itu. Akibat jalan rusak itu, ongkos untuk belanja ke pasar terdekat cukup mahal mencapai Rp 100 ribu per orang.
“Kami belanja sekali seminggu saja, itu pun ongkosnya Rp 100 ribu,” ucapnya.
Sementara warga Desa Sipiongot, Kecamatan Dolok, Herman, juga menyampaikan keluhan soal jalan rusak di daerah tersebut. Dia berharap perbaikan jalan dapat direalisasikan dengan kedatangan Gubsu pertama kali ke daerah itu.
Warga di Desa Huta Baru, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapsel, Herlina Ritonga, menjelaskan jika keberadaan jalan rusak ini membuat anak-anak susah untuk ke sekolah.
Anak-anak di desa itu harus berjalan kaki selama 1 jam ke Desa Sibio-bio di Kabupaten Paluta untuk sekolah setingkat SMP karena tidak adanya sekolah di desa itu.
“Jika hujan kan jadi becek jalannya, anak-anak sini harus kost di Sibio-bio karena jalannya rusak gini kan,” jelas Herlina. (***)