PADANG LAWAS, hariantabagsel.com- Kepala Desa Tandihat Sibualbuali, Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Fauzan Hamidi Lubis diketahui baru dua tahun menjabat. Namun gaya hidupnya terkesan drastis naik kelas.

Sebut saja berangkat Umroh awal April 2025 lalu bersama istrinya. Lalu melanjutkan jenjang S2 di Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (UIN Syahada) Padangsidimpuan.

Kabar kuliah mengambil gelar Magister oknum Kepala Desa bersama istrinya itu sudah terkonfirmasi. Bahkan kabarnya, saat ini sedang dalam proses sidang tesis.

Tentu kedua item itu saja membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Untuk UKT (uang kuliah tunggal) program jurusan pendidikan agama Islam fakultas Tarbiyah dan Keguruan saja mencapai Rp5,5 Juta per orang.

“Ya, mahasiswa kita itu (suami dan istri),” kata sumber terpercaya di UIN Syahada Padangsidimpuan saat dihubungi Harian Tabagsel kemarin.

Kemudian, Fauzan Hamidi Lubis juga dikabarkan sudah membangun rumah permanen baru. Lebih dari itu, berkisar 20 hektar lahan kebun sawit belum lama ini sedang dibangun kepala desa.

“Bayangkan baru dua tahun sudah bangun rumah di kampung istrinya. Membangun kebun di Sibualbuali berkisar 20 hektar, bahkan untuk membuka jalannya menggunakan alat berat. Dari mana ini kalau bukan dari dana desa yang diduga diselewengkan,” terang Amsal, warga Tandihat Sibualbuali.

Rentetan gaya hidup kepala desa tersebut sangat erat kaitannya dengan dugaan penyalahgunaan dana desa. Dan berbagai dugaan itu, hingga warga melaporkan oknum kepala desa ke APH.

“Harapannya, ya supaya diperiksa. Audit penggunaan Dana Desa Sibualbuali, kenapa tidak ada pembangunan, jalan desa pun berlobang,” sebut warga.

Gaya hidup Kades ini juga sudah ramai diperbincangkan warga dan netizen di media sosial. Berbagai komentar mengenai oknum kades menuai kritikan.

“Setelah jadi Kades, bangun rumah, beli mobil, beli kebun, berapa sih gaji kades?,” tanya bunga mawar, netizen di akun tiktok merunut pemberitaan kades dilaporkan warga, sebelumnya.

Sementara Istri Kepala Desa yang menghubungi awak media ini membantah tuduhan itu. Katanya, hartanya sudah ada sebelum jadi kepala desa.

Bahkan, pendapatan dari jual baju saja omsetnya mencapai Rp150 Juta per tahun. Ditambah kebun sawit 5 hektar.

“Makanya menang Suamiku jadi kepala desa. Aku jualan baju di rumah, omsetnya aja Rp150 Juta pertahun. Tambah lagi kebun sawit 5 hektar,” ketus Intan sembari meminta postingan berita di media sosial dihapus. (Parningotan Aritonang)