PADANG LAWAS, hariantabagsel.com– Punya usaha banyak hingga usaha jual pakaian beromzet Rp150 Juta yang diumbar-umbar istri Kepala Desa Tandihat Sibualbuali Kecamatan Ulu Barumun, yang diklaim sebagai modal menang pemilihan kepala desa, patut dipertanyakan. Terlebih klaim soal prestasinya mendapat bantuan rumah sejahtera terpadu dan program rumah tidak layak huni di Desa itu.

Idealnya, kedua program dari DPRD Provinsi Sumatera Utara dan DPR RI itu tidak akan turun tanpa melibatkan Pemerintah Daerah dan DPRD. Pengaruh itu diyakini lebih berperan, dari klaim sepihak Kepala Desa.

“Hanya saja momennya pas di masa dia menjabat. Tapi jangan pula diklaim itu jadi prestasinya, seolah dia yang menggiring bantuan program itu. Dan malah Kepala Desa sendiri salah satu penerimanya,” kata MH dan AH, warga yang melaporkan dugaan penyelewengan dana desa, menyusul pemberitaan di Media baru-baru ini.

Terkait usaha dan jual baju beromzet Rp150 Juta pertahun, warga mengaku tidak bisa memperkirakannya. Dan jika benar, dengan kondisi gelar lapak setiap Jumat, sudah bisa dikategorikan sebagai pengusaha sukses. Yang menerapkan semboyan ekonomi, dengan modal kecil, untung besar.

“Biarlah publik yang menilai, apakah pantas penjualan baju gelar lapak tiap Jumat tersebut penghasilannya segitu. Atau jangan-jangan cuma berkamuflase?. Kalau begitu, kalah sudah penjual baju yang buka kios di pasar sana,” tukas MH geli.

Sesumbar lainnya, yakni penghasilan kebun sawit, menurut warga hingga kini masih diputaran 500-700 kilogram per 2 Minggu. Tentu sangat berbanding terbalik dengan gaya hidup sembari kuliah S2 sekaligus suami dan istri.

“Silahkan saja publik menghitungnya, uang kuliah S2 untuk 2 orang berapa,” tambah AH.

Soal Kepala Desa Tandihat Sibualbuali, Fauzan Hamidi Lubis dan ostrinya Intan Permata Sari Nasution kini tuai kontroversial dan ramai diperbincangkan di warung-warung dan media sosial.

Mulai dari laporan warga terkait dugaan korupsi, flexing, harta yang diduga drastis naik selama baru menjabat 2 tahun lebih. Dan sampai menyeret sang istri angkat bicara yang berujung sesumbar punya penghasilan banyak termasuk jual baju beromzet Rp150 Juta.

Laporan menyasar Kepala Desa ini sudah sampai di meja APH (Aparat Penegak Hukum). Dan sedang didalami Inspektorat. (Parningotan Aritonang)