TAPANULI SELATAN, HARIAN TABAGSEL.com-Dalam kasus penggelapan dana pinjaman KUR yang terjadi di Bank Mandiri Cabang Padang Sidempuan menyisakan tanda tanya bagaimana cara oknum marketing tersebut meyakinkan pimpinannya bisa mencairkan pinjaman tanpa diketahui nasabah.

Hal itu membuat Pemerhati Hukum, Saut Harahap merasa prihatin. Ia mengatakan, seharusnya pihak bank tidak boleh mencairkan dana pinjaman KUR tanpa di ketahui nasabahnya, pencairan pinjaman sebesar itu harus transparan diketahui langsung oleh nasabah, bukan pencairan melalui marketing.

“Kalau pencairannya melalui marketing, bisa memberikan peluang bagi oknum-oknum pegawai untuk melakukan pencucian uang. Ini tidak boleh didiamkan, harus di usut tuntas agar tindakan melawan hukum ini tidak terjadi lagi,” cetus Saut Harahap.

Ia juga menyebutkan, pihak Bank Mandiri khususnya atasan langsung oknum marketing dan juga pimpinan cabang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan dugaan penggelapan yang dilakukan oleh pegawainya, sebab pada saat penipuan itu terjadi pelaku masih tercatat sebagai pegawai Bank Mandiri.

Dikarenakan ini di wilayah hukum Polres Padang Sidempuan, Saut Harahap meminta pihak Polres Padang Sidempuan agar secepatnya menangkap terduga pelaku yang terlibat apalagi sudah resmi di laporkan oleh para korban, karena diduga dalam proses dugaan penggelapan uang KUR ini diduga adanya persekongkolan antara oknum marketing bank dengan atasannya.

“Sudah jelas ini tidak masuk akal bisa cair tanpa diketahui nasabah. Tentu kita menduga ada kesepakatan jahat antara oknum dengan pihak bank itu sendiri. Logikanya bagaimana mungkin disetujui dicairkan sementara yang minjam (nasabah) tidak tahu dan diserahkan semuanya ke oknum marketing. Kita kurang paham juga SOP nya bagaimana, cuma kan masa iya contohnya saya minjam ke bank dicairkan tanpa sepengetahuan saya, artinya kan ada persetujuan dari semua pihak yang teribat dalam proses pencairan pinjamam KUR di Bank Mandiri makanya itu bisa cair, kalau tidak bagaimana mungkin bisa cair tanpa sepengetahuan nasabah peminjam,” beber Saut.

Sebelumnya diberitakan tiga warga Ampolu Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) karena mereka bertiga diduga menjadi korban penggelapan dan penipuan uang pinjaman dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank Mandiri Cabang Padang Sidempuan.

Adapun ketiga koban masing-masing, Buston Gulo, Marwan Lubis, Tamrin Sitohang. ketiga korban ini warga Ampolu Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupaten Tapsel.

Kepada media, Marwan Lubis beserta korban lainya melalui pengacaranya, Awaluddin Harahap, SH menceritakan kronologis kejadian ini berawal dari tawaran pinjaman program KUR dengan bunga murah dari seorang oknum markerting bank Mandiri bernama Hasbi Arswandi Nasution.

Dalam pinjaman KUR tersebut, Marwan memberikan jaminan akte kebun sawit 2 hektar dan surat jual beli kaplingan dengan pinjaman Rp 80 juta, sementara jaminan Bustom Gulo, 1,5 hektar kebun sawit total pinjaman Rp 70 juta dan Thamrin Sitohang memberikan jaminan surat tanah juga dengan pinjaman Rp 50 juta.

“Jadi, total pinjaman KUR ketiga korban klienya sekitar Rp 200 juta,” ucapnya di Polres Padang Sidempuan, Jum’at (31/3).

Jadi, lanjut Awaluddin, oknum marketing bank Mandiri ini memberitahukan persyaratan untuk kredit pinjaman KUR. Setelah korban melengkapi persyaratanya tersebut, sekira tanggal 6 bulan Maret tahun 2022 mereka ke bank Mandiri mendatangani kontrak dan memberikan jaminan surat tanah, lalu diberikan buku tabungan dengan saldo yang kosong.

Setelah itu, klienya menelepon Hasbi marketing bank Mandiri itu dan menayakan kenapa saldonya kosong, si Hasbi menjawab di tunggu dulu karena ada lagi yang kurang persyaratan pinjamanya, kalian lengkapi lah dulu, kata Hasbi kepada klienya.

Persyaratanpun dilengkapi, kata Awaluddin, lalu mereka menelepon Hasbi lagi bahwasanya persyaratan yang di minta sudah dilengkapi, tapi si Hasbi mengatakan persyaratanya masih kurang, untuk menambahi photo mereka bersama bibit sawit.

Kemudian semua persyaratan mereka lengkapi, dan mereka menelepon Hasbi marketing Bank Mandiri itu, namun pinjaman yang mereka ajukan terus di cancelnya. hingga di bulan 7 tahun 2022 tidak ada pencairan.

Dan bagai disambar petir ketika petugas memberikan surat teguran pembayaran angsuran yang menjelaskan pada mereka angsuran kredit mereka di Bank Mandiri berjalan dan menunggak mulai tanggal 21 Desember 2022 dengan pembayaran sebesar 6 Jutaan.

“Kami kaget sekali, padahal buku tabungan yang diberikan kosong dan sampai saat ini belum menerima pinjaman itu. Setelah kami menerima surat teguran angsuran yang diberikan Bank Mandiri, kami langsung datangi Bank tersebut,” ungkap korban bernama Buston.

Di Bank Mandiri Cabang Kota Padang Sidempuan, sambung Buston, mereka menemui Managernya bernama Sabam Harianza, yang menjelaskan bahwa pinjaman yang diajukan mereka sudah cair yang diambil oleh terduga marketing bernama Hasbi.

Dan hari itu juga korban dan Manager Bank Mandiri itu berangkat ke rumah terduga pelaku, disana mereka hanya menemui orang tua pelaku (diduga pelaku sudah melarikan diri). Dari tindakan terduga pelaku, orang tua mengakui dengan tindakan anaknya sebagai pelaku dan membuat surat perjanjian pengembalian dana kepada korban dalam kurun waktu sampai 23 September 2022.

Dalam surat perjanjian juga menyatakan, apabila pelaku tidak melakukan pengembalian sesuai perjanjian, maka pihak korban akan membawa kasus tersebut ke jalur hukum.

Berjalannya waktu hingga tidak ada itikad baik untuk mengembalikan dana pinjaman korban, pihak korbanpun melalu pengacaranya Awaludin Harahap, SH membawa kasus tersebut perdata ke pengadilan, namun hasil dari pengadilan tidak ada kalah dan menang.

Hal ini membuat korban merasa heran dan seterusnya korban membuat laporan ke Polres Padang Sidempuan atas hal yang mereka alami. Dalam laporan itu, pihak Polres Padang Sidempuan langsung merespon cepat dan membuat LP/V/127/lll/2023/SPKT/Polres Padang Sidempuan/Polda Sumut pertanggal 31/03/23.

Sementara Sabam Harianja Manager Bank Mandiri belum bisa di jumpai hingga berita ini tayang untuk dimintai penjelasannya terkait persoalan ini.  (SMS)