MANDAILING NATAL, HARIAN TABAGSEL.com-Sebuah video menunjukkan warga berkumpul ramai-ramai di kantor Balai Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Madina mendadak heboh di media sosial, sejak Kamis (11/5) dini hari.
Dalam video itu disebutkan warga menangkap para pengguna narkoba yang kerap selama ini bikin resah di desa tersebut.
Ditelusuri lebih jauh oleh Harian Tabagsel, ada 7 orang terdiri 4 pria dan 3 wanita yang diamankan warga di Balai Desa Pidoli itu.
Ketujuh orang itu satu di antaranya warga Pidoli Lombang, berinisial AT, diperkirakan berusia 48 tahun. Sementara 6 orang lainnya warga luar desa.
Dari sumber yang diperoleh, AT memang disebut sudah cukup familiar terkait penyalahgunaan narkoba di daerah ini.
“Memang sudah terkenal itu,” kata sumber media ini.
Di video lainnya dilihat menunjukan suasana saat berada di dalam kantor Balai Desa itu. Terlihat sejumlah warga mengamuk dengan memukuli beberapa orang yang diamankan menggunakan kursi plastik.
Di dalam video itu juga ada salah seorang personil Bhabinkamtibmas setempat yang diketahui bernama Aipda Nasrun Rambe sedang berusaha melerai dan menghentikan massa karena tersulut emosinya.
Pj Kepala Desa (kades) Pidoli Lombang, Agustina menerangkan awal mula warganya mengamankan ketujuh orang itu.
Agustina menceritakan Rabu malam itu sekitar pukul 11 malam lewat warga melihat 5 orang dari ketujuh itu masuk ke desa dengan berboncengan sepeda motor. Kemudian warga mencegat.
“Jadi malam itu warga 5 orang terdiri 3 laki-laki dan dua wanita sedang berboncengan sepeda motor. Karena warga enggak kenal kan dicegat, distop dan ditanyai mereka mau kemana,” ujar Agustina saat dihubungi, Kamis (11/5) malam.
Kelimanya mengaku mau bertemu seseorang yang disebut telah menunggu di sebuah pondok persawahan yang ada di desa itu. Menurut Agustina, warga memang sudah sejak sebulan belakangan curiga dengan pondok itu kerap menjadi tempat pengguna narkoba dan berbuat hal tak senonoh lainnya.
“Warga memang sudah dari bulan puasa kemarin curiga tempat itu. Lalu, setelah dibilang ada temannya di sana, warga memilih langsung ke sana dan menemukan dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan berada di pondok itu,” kata Agustina.
“Dari cerita warga yang ke sana, keduanya dilihat warga sedang berbuat yang gituan, maaf gimana bilangnya ya, yang kek gitulah,” sambungnya.
Warga pun kemudian membawa dua orang itu bersama lima orang yang sebelumnya lebih dulu diamankan ke Balai Desa.
Saat di Balai Desa, lanjut Agustina, ketujuh orang itu pun ditanyai oleh warga. Namun terkesan berbelit-belit dan tidak jujur yang bikin warga sempat tersulut emosinya dan beruntung bisa kembali ditenangkan.
“Berbelit-belit dan tidak mau jujur. Identitas mereka pun saat diperiksa itu gak ada. KTP nya pun gak ada. Saling tuduh-tuduhan lah mereka ada yang katanya baru ini pertama ke tempat itu. Itulah jadinya sempat membuat sebagian warga kita jadi emosi,” urai Agustina.
Warga menemukan sejumlah benda yang diduga digunakan untuk mengonsumsi narkoba dari tempat kedua orang yang diamankan.
“Ada beberapa benda memang yang ditemukan warga di situ yang katanya berkaitan dengan narkoba. Tapi untuk barang bukti seperti sabu dan ganja tidak ada barangnya langsung yang ditemukan warga,” tambahnya.
Kapolres Madina, AKBP HM Reza CAS SIK SH MH membenarkan sebanyak tiga personilnya turut mengalami luka dalam kejadian ini.”Jadi ada 3 personil kita yang sempat terluka, karena massa agak sedikit anarkis dengan melempar batu ke arah kantor kepala desa, sehingga mungkin kena lemparan batu atau pecahan kaca,” kara Reza diwawancarai wartawan saat menjenguk salah satu personilnya yang dirawat di RSUD Panyabungan, Kamis (11/5) sore.
Reza menjelaskan, ketujuh orang yang diamankan mulanya tidak diperbolehkan massa untuk dibawa ke Mapolres. Namun, setelah dilakukan negosiasi dan komunikasi secara persuasif dengan masyarakat ketujuh orang itu pun diserahkan.
“Tadinya memang mau dihakimi massa sendiri ketujuh orang itu,” tutur Reza.
Saat ditanya hasil pemeriksaan ketujuh orang itu apakah positif narkoba, Reza belum dapat memberikan penjelasan lebih jauh.
“Saya belum cek (hasilnya), dan belum dilaporkan oleh penyidiknya. Nanti saya cek kembali, tapi ini ditindaklanjuti, diproses lebih lanjut,” jelasnya.
Alumni Akpol 2003 ini pun memastikan bahwa saat ini di Desa Pidoli Lombang sudah kondusif dan anggotanya yang mengalami luka juga kondisinya sudah membaik.
“Anggota kita alhamdulillah kondisinya membaik, sudah dirawat dari tadi pagi secara insentif di RSUD Panyabungan. Ini barusan saya tengok yang bintara remaja ini kondisinya sudah membaik dan mudah-mudahan segera sembuh,” ucap Reza sembari merincikan personilnya yang dirawat inap itu hanya satu orang dan lainnya rawat jalan. (Rul)