PADANGSIDIMPUAN, HARIAN TABAGSEL.com– Muhammad Syahdin Lubis (17) warga Kelurahan  Padangmatinggi, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan terbaring lemas di tempat tidur karena mengalami sesak napas yang berkepanjangan sejak 1 bulan yang lalu. Mirisnya, Syahdin yang tinggal bersama neneknya bernama Nurmeli (63) ini kondisi seluruh tubuhnya kurus kering dan kedua kakinya tidak bisa berjalan

Menurut keterangan sang nenek Nurmeli, kondisi cucunya tersebut mengalami sakit sejak satu bulan lalu, karena terkendala ekonomi dirinya tak mampu membawanya berobat kerumah sakit, karena setiap berobat harus mengeluarkan biaya sekitar Rp200 ribu.

Pemuda yang sudah berusia 17 ini di ketahui ditinggalkan kedua orangtuanya karena bercerai. Semakin hari penyakitnya semakin parah sampai tidak bisa tidur dan sampai kejang-kejang, beruntung ada warga berhati mulia memberikan tabung oksigen sehingga 2 hari ini Syahdin terbantu.

“Namun tadi pagi sudah habis sehingga sesaknya kembali  kambuh,” adu sang nenek, Nurmeli  kepada Pengurus Burangir dan awak media, Selasa (11/7).

Melihat kondisi tersebut karena merasa kasihan, warga pun memberanikan diri mendatangi kantor lembaga Burangir, selanjutnya Juli H Zega selaku Sekretaris Lembaga Burangir bersama tim memutuskan untuk  langsung menjenguk Syahdin di kediamannya dengan kondisi yang sudah kritis akibat penyakit yang dideritanya.

Melihat kondisi tersebut Kemudian Juli H Zega menanyakan apakah ada BPJS nya namun sepengetahuan nenek nya tidak ada

Mendengar itu, Lembaga Burangir bersama tim membawa Syahdin ke Rumah Sakit Umum Kota Padangsidimpuan sembari menggalang donasi untuk biaya dan pengurusan BPJS nya.

Saat ini Syahdin sedang mendapatkan penanganan berharap dapat ditangani dengan program pasien non register. Namun, setelah di cek ternyata Syahdin dan keluarganya terdaftar sebagai peserta BPJS mandiri dengan tunggakan Rp.2.930.000.

Sesuai peraturannya karena pernah terdaftar BPJS maka dia tidak bisa ditangani sebagai peserta non register sehingga upaya terakhir adalah dengan membayar tunggakan BPJS tersebut supaya Syahdin bisa mendapat penanganan gratis di rumah sakit.

“Setelah kami menjelaskan ke neneknya, Syahdin sambil menangis dia mengatakan bahwa dia tak punya serupiah pun saat ini, bahkan dia ingin membawa kembali cucunya pulang. Tak tega dengan kondisi seperti itu, kami memohon persetujuan neneknya untuk melakukan penggalangan dana agar bisa membayar tunggakan BPJS tersebut dan beliau pun setuju,” ungkap Juli.

Kemudian lanjut Juli hasil pemeriksaan diagnosa yang di lakukan dokter bahwa Syahdin mengalami bocor jantung. Penanganannya tidak bisa dilakukan di RSUD Kota Padangsidimpuan karena keterbatasan fasilitas. Harus segera dirujuk ke Medan supaya penangannya cepat.

“Keluarga belum bisa memutuskan karena BPJS nya belum aktif karena tidak mungkin dia dirujuk sebagai pasien umum. Donasi yang terkumpul saat ini untuk melunasi tunggakan BPJS nya masih Rp.1.450.000,- dari target 3 juta,” sebut Juli.

Ternyata karena Syahdin tercatat sebagai peserta BPJS mandiri maka dia dikenakan denda 5% biaya pelayanan dikali lama bulannya menunggak. Saat ini jumlah dendanya Rp.873.300,-, belum termasuk lagi denda kalau sudah di rumah sakit di Medan.

Syahdin saat ini sedang mendapatkan penanganan pertama di RSUD kota Padangsidimpuan dan selanjutnya akan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Medan.

Untuk itu Juli berharap uluran tangan masyarakat untuk membantu biaya pengobatan Muhammad Syahdin Lubis.

“Kami mengetuk hati saudara untuk dapat membantunya. Untuk saluran bantuan dapat dikirim ke rekening 2008196721 An. Burangir di Bank Syariah Indonesia. Konfirmasi slip pengiriman donasi ke Hp 082368774440. (SMS)