Penulis: Delima Sinaga, Mahasiswa S2 Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan

Menurunkan Risiko Kematian Pengidap HIV-TB

Kombinasi HIV dan TB percepat kematian orang dengan HIV, Bagaimana meencegahnya?

Epidemi HIV/ AIDS  masih menjadi salah satu penyakit infeksi yang sulit dikendalikan di dunia?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO ) melaporkan secara global pada tahun  2022 terdapat 39 juta orang hidup dengam  HIV, lebih dari dua pertiganya ada di Afrika. Dari jumlah itu, diperkirakan 0,7 persen diidap oleh orang dewasa produktif berusia 15-49 tahun . sekitar 630 ribu orang meninggal karena HIV.

Salah satu penyebab pembunuh utama orang HIV adalah  Mycrobacterium tuberculosis., bakteri penyebab penyakit tuberculosis (TB). Riset menunjukkan  ODHIV mempunyai kemungkinan 18 kali lebih berisiko mengalami penyakit disbanding orang tanpa HIV.

Hubungan HIV dan TB

Pada tahun 2022, secara global sekitar 165 ribu ornag meniggal karena TB terkait HIV. Di Indonesia, kematian akibat TB-HIV sebesar 6.500 atau 2,4 per 100 ribu penduduk.

Infeksi HIV dan TB merupakan kombinasi yang mematikan, masing-masing mempervepat perkembangan penyakit lainnya. Karena itu, WHO menyatakan adalah salah satu penyebab utama kematian adalah ODHIV

Menurut riset, orang yang lebih dulu terinfeksi HIV, memungkinkan  selanjutnya terkena infeksi TB. Interaksi HIV dan TBC mempervepat penurunan fungsi tubuh orang dengan HIV. Infeksi TBC ini juga mempunyai dampak negative pada respon imun terhadap HIV dan mempercepat perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS.

Faktor risiko terhadap kematian koinfeksi (infeksi virus dan bakteri secara bersamaan (TB-HIV adalah konfeksi TB Diluar paru-paru (TB menyerang organ  lain di luar paru- paru) TB paru dan Riwayat penghentian ARV (obat Antiretroviral) pada orang hidup dengan HIV, TB yang menyebar mempengaruhi organ, melibatkan angka kematian yang tinggi. (***)