JAKARTA, HARIAN TABAGSEL.com– Aliansi tolak tambang Martabe Batangtoru baru-baru ini melakukan aksi damai penolakan perluasan Tambang Emas Martabe di beberapa tempat.

Perluasan lahan PT Agincourt Resources memicu terancamnya habitat orang utan langka di kawasan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Dikutip dari media sosial Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), aliansi tolak tambang martabe itu gabungan dari Satya Bumi, Walhi Sumatera Utara dan Walhi Nasional.

Aktivis lingkungan ini menuntut perluasan lahan tambang agar dihentikan, sebelum terlambat. Terhitung postingan itu sejak Oktober 2024 lalu hingga Februari 2025. Dan Maret 2025 masih terus disuarakan Walhi.

Menurut Walhi, keberadaan orang utan sebagai hewan yang dilindungan saat ini terancam. Itu akibat adanya perluasan lahan tambang yang berdampak pada deforestasi dan ruang gerak orang utan tapanuli semakin terbatas.

Postingan yang di upload di sejumlah platform media sosial itu bahkan mengawal Tata Si Orang Utan sampai kantor lembaga yang berwenang di Jakarta. Semua pihak diajak andil mendukungan gerakan ini.

Bahkan, petisi tolak tambang martabe juga turut dibuat. Dari postingan Walhi tersebut, tercatat sudah ada 190 Ribu petisi yang menolak perluasan tambang emas batang toru tersebut.

“Kami membutuhkan bantuan kalian semua untuk terus menyuarakan penghentian tambang emas di ekosistem batang toru dan menyelamatkan 800 individu Orangutan Tapanuli yang tersisa,” tulis Walhi Nasional di platform Instagram yang dikutip postingan 4 hari lalu. (Parningotan Aritonang)