TAPANULI SELATAN, hariantabagsel.com- Keheningan dan ketenangan warga Pintu Angin Lingkungan V, Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, mendadak menjadi horor dan gaduh, setelah ditemukannya salah satu warganya yang meninggal dunia dengan cara gantung diri.
Sekitar pukul 21.00 WIB di hari Selasa, 15 April 2025 warga menemukan seorang pemuda berusia 20 tahun atas nama Finus Halawa meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya menggunakan tali nilon.
Kapolres Tapanuli Selatan, AKBP Yasir Ahmadi, SIK, MH melalui Kapolsek Batang Toru, AKP Recky Nelson Tarigan, SH didampingi Kanit Reskrim, Ipda Hary Agus Pohan, SH, langsung ke lokasi usai mendapatkan laporan tersebut bersama personil lainnya yakni Banit Reskrim, Aipda J. Simangunsong, Banit Reskrim, Bripda Elia Hamonangan Duha dan Bhabinkamtibmas Angkola Sangkunur, Brigpol Wendi Pramono, SH, disaksikan Ketua RW, Yabaedi Laia dan warga sekitar untuk evakuasi.
Berdasarkan hasil penyelidikan dari pengakuan Etina Nduru (46), ibu dari Finus Halawa, pada hari kejadian, dirinya pergi ke Aek Sabatang Menek untuk menemui anaknya.
Kemudian pada pukul 21.00 WIB, ibu korban pulang ke rumahnya di Pintu Angin Lingkungan V, Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur.
Setelah sampai di rumah ibu korban hendak masuk ke rumah dan membuka pintu depan rumahnya, namun pintu depan rumah tersebut dalam keadaan terkunci dari dalam.
Kemudian ibu korban mengecek dari belakang pintu rumah dan jendela rumah namun semua dalam keadaan terkunci dari dalam.
Setelah itu ibu korban membuka paksa pintu depan rumahnya dan melihat bahwa anaknya sudah tergantung dengan sepotong tali nilon.
Kemudian ibu korban pun langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintahan, kemudian pihak pemerintahan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian Polsek Batangtoru.
“Motifnya menurut keterangan ibunya ada penyakit yang di derita dan ada agak terganggu kejiwaannya. Korban ini masih lajang atau belum menikah,” ucap Kapolsek.
Selanjutnya setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis dari RS Bhayangkara Tingkat IV Batangtoru untuk Visum Et Repertum dan oleh pihak keluarga tidak merasa keberatan atas kematian korban tersebut dan membuat surat pernyataan penolakan untuk dilakukan otopsi kemudian mayat diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan.

Dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Angkola Sangkunur tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, dicelana dalam ditemukan cairan lendir diduga sperma dari pria bertinggi 160 cm ini.
Adapun tanda-tanda yang ditemukan dari korban diantaranya, tampak jejak di leher bagian atas berupa lingkaran terputus (non continuous), pembuluh darah kanan kiri pecah, pembuluh darah tertarik.
Sejumlah barang bukti diamankan dari lokasi kejadian diantaranya sepotong tali nilon, sepotong celana pendek warna krim, sepotong celana dalam warna coklat dan sepotong baju kaos warna hitam. (Parlin Pohan)