MANDAILING NATAL, HARIAN TABAGSEL.com– Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dinobatkan sebagai daerah yang bebas dari malaria setelah dinyatakan lolos eliminasi dari Kementerian Kesehatan RI, Kamis (15/6).

Kabupaten Madina sendiri dulunya dikenal sebagai daerah endemik-nya malaria. Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution melalui Plt Kadis Kesehatan dr Faisal Situmorang mengungkapkan hasil pencapaian yang diperoleh adalah kabar baik bagi masyarakat di Kabupaten Madina.

“Alhamdulillah, akhirnya Madina mendapat kelulusan uji petik eliminasi malaria melalui perjuangan yang cukup panjang. Terima kasih kepada Bupati/Wakil Bupati dan seluruh lintas sektoral atas dukungannya,” ucap Faisal, Kamis (15/6).

Menurut Faisal, capaian itu tak terlepas berkat buah kinerja yang benar-benar maksimal dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan seluruh stakeholder lainnya.

Faisal menjelaskan, untuk menuju Indonesia Bebas Malaria 2030, pemerintah pusat telah menyusun strategi sebagai upaya untuk mengeliminasi penyakit tersebut.

“Dan saat ini belum semua kabupaten/kota yang telah dinyatakan memenuhi syarat. Sebab tahun 2023 ini saja Kemenkes RI hanya menetapkan lima provinsi dan 30 kabupaten/kota, yang di antaranya itu adalah Kabupaten Mandailing Natal,” jelasnya.

“Jadi cukup berbangga Kabupaten Madina dari hasil pemeriksaan Tim Assessment Kemenkes RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, pada 25 – 28 Oktober 2022 lalu, dinyatakan lolos eliminasi,” tambahnya.

Dia menerangkan, Kabupaten Madina memang dulunya endemik malaria, bahkan pada 2017 lalu pernah di salah satu kecamatan dilabeli garis merah karena terdapat 91 kasus.

“Semenjak itu jadi hal yang menakutkan bagi orang-orang yang mau datang ke sini,” terangnya.

Ia menyampaikan, sejak tiga tahun belakangan, grafik trend kasus malaria di Kabupaten Madina sejak 2019 tercatat sebesar 25 persen dari jumlah populasi penduduknya. Namun tahun 2020 kasusnya perlahan menurun mencapai 17 persen, hingga pada 2021 terus merosot menjadi 8 persen. Bahkan pada 2022, sudah tercatat 0 persen.

Kendati pun demikian, dr Faisal menyatakan bahwa malaria tetap menjadi perhatian bersama dan Dinkes akan tetap melakukan deteksi dini serta penanganannya.

“Pengendalian faktor lingkungan dengan melibatkan seluruh sektor sosial termasuk melibatkan media untuk sebuah publikasi yang bersifat edukasi. Semoga kabupaten kita ini bisa menjadi percontohan bagi daerah yang lain,” katanya.

Penghargaan dan sertifikat eliminasi malaria itu diterima oleh Bupati Madina, HM Jafar Sukhairi Nasution di acara puncak peringatan Hari Malaria Sedunia yang dilangsungkan di Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, titik nolnya Ibukota Nusantara, Kamis (15/6).

“Saya bangga atas keberhasilan ini, ini berkat doa dan dukungan dari masyarakat kita semua. Dan juga tentunya peran serta dijajaran Dinkes kita yang dari dulu sampai sekarang. Semoga eliminasi malaria ini dapat kita pertahankan,” kata Sukhairi tampak mengenakan pakaian khas Mandailing pada acara penerimaan sertifikat itu.

Sukhairi juga menyampaikan pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan patut diapresiasi bersama. (rul)