Kurnia Hasibuan, koordinator aksi dalam orasinya menyebutkan Kemensos RI telah menyalurkan bantuan kurang lebih Rp2,5 Miliar untuk korban banjir bandang yang terjadi di kecamatan batang lubu sutam. Namun menurut Mahasiswa, masih didapatkan kekeliruan dalam administrasi mulai dari proses pendataan sampai penyaluran.
Untuk itu, Kompri-SU menduga kuat bahwa dalam tahap penyaluran anggaran bantuan perbaikan rumah (BPR) korban banjir bandang yang saat itu mencapai Ratusan rumah, terdapat KKN. Dugaan ini juga sempat jadi sorotan saat penyaluran bantuan itu, namun belakangan senyap.
“Bahkan kita manduga kuat adanya beberapa oknum yang menyunat (memotong) 10% setiap anggaran bantuan kepada kepala keluarga yang terdampak banjir bandang,” kata Kurnia Hasibuan.
Ditambahkan koordinator lapangan Dedi Haryanto menyampaikan agar Aparat Penegak Hukum kiranya memanggil dan memeriksa pihak-pihak terkait dalam penyaluran bantuan tersebut.
“Baik itu pihak Dinsos kabupaten palas, Pemerintah desa hingga pihak Kecamatan yang diduga kuat terdapat penyalahgunaan wewenang/jabatan dalam penyaluran bantuan tersebut,” tukas Dedi.
Aksi unjuk rasa mahasiswa ini sempat ditanggapi Kasi Intel Kejari Padang Lawas Andri Riko Manurung SH. Namun untuk tindakan lebih lanjut, pihak mahasiswa diarahkan untuk membuat laporan resmi.
“Kita sangat mengapresiasi aspirasi kawan-kawan mahasiswa. Nanti kita akan segera menyelidiki kasus ini namun ada tahapannya. Kawan-kawan harus memasukkan laporan terlebih dahulu agar kita bisa menidaklanjutinya,” ucap Manurung.
Tidak menunggu lam, usai berdemo mahasiswa langsung merespon. Para mahasiswa pun langsung memasukkan laporan ke Kejari Padang Lawas. (tan)