PADANG LAWAS, HARIAN TABAGSEL.com– Usai pelaksanaan debat publik perdana Calon Bupati-Wakil Bupati Kabupaten Padang Lawas, Sabtu (2/11) malam, publik dapat menilai dari kedua paslon. Selain penguasaan panggung, sorotan terhadap materi debat juga tentu diamati.
Terhadap debat Paslon Cabup-Cawabup Padang Lawas 2024 tahap pertama ini tidak terlepas dari tanggapan masyarakat. Seperti yang disampaikan Ansor Harahap, yang menilai plus minus dari kedua paslon.
Menurut Ansor, di segmen pertama Paslon 1 mampu memanfaatkan waktu dalam menyampaikan Visi-Misi lebih jelas dan komplit. Sedang Paslon 2 tidak mengurai Misi yang merupakan dasar merumuskan program kerja Pemerintah Padang Lawas jika terpilih.
Di segmen kedua juga, Paslon 1 lebih menjawab permasalahan berdasarkan kewenangan, tuntutan kemampuan daerah agar lebih baik, termasuk dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Sebaliknya Paslon 2 mengandalkan program pusat yang bukan kategori pemberdayaan.
Lalu, menurut Putra Sosopan ini, Paslon 1 lebih memikirkan kerja nyata daerah dalam mengatasi masalah sendiri. Sementara Paslon 2 cenderung membiarkan ketergantungan keuangan daerah secara terus menerus kepada Pemerintah Pusat. Disamping Paslon 1 berupaya meningkatkan kemandirian daerah.
“Disisi lain, Paslon 2 kurang jujur dalam menyampaikan informasi pembangunan infrastruktur, kurang tepat dalam mengklasifikasikan prestasi pembangunan provinsi dengan kinerja Pemerintah Kabupaten, termasuk dalam pembangunan/perbaikan jalan Provinsi sepanjang -+ 35 Km di Padang Lawas yang merupakan program Provsu,” terang Ansor Harahap.
Soal pemanfaatan hutan untuk kesejahteraan rakyat, lanjut Ansor, jawaban Paslon 1 tepat yaitu memperjuangkan lahan masyarakat yang berada di kawasan hutan yang sudah diusahai menjadi lahan perkebunan/pertanian sendiri. Dan program pendirian BUMD sebagai fasilitator dalam distribusi kesejahteraan berbasis perkebunan/pertanian merupakan kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang masyarakat Padang Lawas.
Sementara Paslon 2 yang notabenenya pernah menjabat Kepala Daerah Padang Lawas tidak mampu memanfaatkan secara maksimal program pusat dalam mendukung kelangsungan ekonomi masyarakat berbasis perkebunan/pertanian lewat TORA (Tanah Objek Reformasi Agraria).
Soal kesejahteraan ASN, Guru, dan honorer, Paslon 1 memiliki komitmen yang kuat dalam memperbaiki pelayanan publik dan produktivitas ASN Padang Lawas, termasuk menyelesaikan dan mengatasi keterlambatan atau tersendatnya hak ASN Padang Lawas baik honorer maupun PNS.
Dan Paslon 2 yang merupakan bagian dari kekuasaan selama ini tidak memiliki political will dalam penataan birokrasi, diantaranya untuk menciptakan ASN yang produktif dalam memberikan pelayanan publik di berbagai kebutuhan layanan, diperparah hak ASN Padang Lawas banyak yang tidak terpenuhi.
“Paslon 2 kurang memahami mekanisme kebijakan anggaran dalam penetapan alokasi anggaran OPD/SKPD, ditandai bahwa berjalannya anggaran masing-masing OPD/SKPD termasuk dalam pemenuhan hak ASN ditetapkan dalam pembahasan anggaran R-APBD dan P-APBD bersama DPRD Padang Lawas. Dan tidak terpenuhinya hak ASN Padang Lawas bukan hanya di satu SKPD saja, tetapi hampir di semua SKPD, ini merupakan kinerja anggaran Kepala Daerah, bukan kinerja Kepala Dinas,” jelas Direktur Lingkar Studi Pembangunan Sumatera Utara (LSP Sumut) ini.
Lebih dari itu, Paslon 2 yang notabene pusat kekuasaan selama ini di Padang Lawas seperti meludahi wajah sendiri, karena kondisi komposisi antara anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung (ASN dan Masyarakat) yang tidak seimbang.
Bahkan 60% anggaran operasional pegawai, adalah cerminan ketidakmampuan Ahmad Zarnawi dalam manajemen anggaran sesuai dengan fungsi dan filosofi kebijakan anggaran yang mengutamakan kepentingan rakyat.
Paslon 1 lebih memiliki kemampuan adaptasi yang baik dalam mengikuti trend perkembangan teknologi informasi dalam pembangunan. Ditandai dengan rencana program pembuatan aplikasi Padang Lawas Maju untuk menjangkau dan mendekatkan pelayanan publik serta keterbukaan informasi kinerja pemerintah.
Aplikasi yang multifungsi dan mudah digunakan adalah program strategis berbasis teknologi dalam memajukan daerah.
“Paslon 1 memiliki komitmen yang patut diperjuangkan dalam melaksanakan percepatan dan akselerasi pembangunan di berbagai bidang, dibanding Paslon 2 yang selama ini telah terbukti memiliki kemampuan rendah dalam membawa kemajuan di Padang Lawas,” tandas Ansor. (tan)