PADANG LAWAS, hariantabagsel.com- Umur Kabupaten Padang Lawas sepertinya tidak menjanjikan sebagai daerah otonom yang maju. Makin berumur, seyogyanya makin matang dan berisi, filososfi Kelapa, katanya.
Namun berbanding terbalik jika dilihat dari sisi pelayanan publik. Pasar Sibuhuan salah satunya, yang kerap mengundang gerutu dalam hati, setiap melintasinya.
Tak terkecuali dari arah mana saja. Di persimpangan empat Pasar Tradisional itu spontan kata umpatan keluar.
Beruntungnya, meski tanpa Traffic Light, pelintas berkendara selalu lolos dari padatnya persimpangan. Walau sesekali peluh keringat bercampur kata mutiara keluar. Dan memaksa petugas berdiri.
Sebagai pusat perekonomian, Pasar Sibuhuan masih saja menjadi dilema. Antara ditertibkan, relokasi, atau dibiarkan saja semrawut.
Berluas 40×70 Meter, berlantai 2, plus 2 unit kamar mandi/WC, sepertinya belum ideal sebagai pasar di pusat Ibukota Kabupaten. Padat, sudah barang tentu.
Tidak saja di Hari Senin, hari (poken, red) besar transaksi yang banyak diramaikan pedagang dari luar kota Sibuhuan. Hampir setiap hari pasar terasa semakin sempit.
Kondisi itu pun biasa dan makin lumrah. Pedagang mepet ke badan jalan. Bahkan, jika hari Poken, menggelar dagangan di jalan, berlapis.
Tidak sampai disitu, parkir roda 2 jadi barisan berikutnya di jalan sekitar pasar. Biasanya, ini di dua sisi pasar, yakni di Jalan HM Yamin Galanggang lingkungan II, dan Jalan Sudirman Lingkungan I.
Lalu ditambah tempat Ngetem Becak Bermotor, di lapisan berikutnya. Hingga menyisakan ruang kurang dari satu kenderaan dari satu arah. Maaf, tidak menyediakan parkir roda 4.
Pemandangan ini biasa, sejak 17 tahun dimekarkan. Terkesan nyaman. Terkadang, muncul pernyataan spontan layaknya menahan sabar di Simpang empat Pasar Sibuhuan, ‘Kabupaten rasa Kecamatan’.
Arah kemana Padang Lawas, kini ada di tangan Bupati-Wakil Bupati baru. Putra Mahkota Alam Hasibuan (PMA)-Achmad Fauzan Nasution (AFN).
Perputaran uang disitu, cukup lumayan. Sumber PAD dari sektor pajak dan retribusi. Mulai dari sewa kios pedagang kaki lima, parkir, bahkan 2 unit WC umum dikelola pribadi.
Kalau dikumpulkan selama 17 tahun ini, bisa kayaknya merenovasi pasar. Atau setidaknya menata pasar lebih baik.
“WC 2 unit, dikelola pribadi,” kata Plt Kepala Dinas Koperindag dan UMKM, Imron Saleh Siregar yang ditemui, Senin (15/4) kemarin.
Harapan selalu ada. Apakah wujud perubahan itu salah satunya akan terjadi di Pasar Sibuhuan?. Mari Kita nantikan tangan dingin PMA-AFN.
Apalagi Pasar Sibuhuan ini setiap harinya dilewati Wakil Bupati, AFN. Rumahnya hanya berjarak beberapa meter saja. Tak jarang, Ustad, wakil bupati ini terjebak macet sampai bermenit-menit.
Senin kemarin, memang sudah ada pembahasan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas yang bertajuk rapat evaluasi PAD 2025, di Aula Kantor SKPD Terpadu. Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terlibat pengelolaannya.
Parkir pada Dinas Perumahan, Permukiman dan Perhubungan. Pasar kewenangan Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UMKM. Kios retribusinya dikutip Kecamatan melalui kepala pasar.
“Kalau parkirnya di Perkimhub, kios kaki lima itu Kecamatan yang ngutip. Kan ada kepala pasarnya,” ujar Imron. (Parningotan Aritonang)