PADANG SIDEMPUAN, HARIAN TABAGSEL.com-Sonia Azzahra, balita berusia 1,8 tahun warga Kelurahan Tobat, Kecamatan Padang Sidempuan Utara, meninggal dunia di RSUD Kota Padang Sidempuan, Minggu (7/5).
Sonia dengan kondisi tubuh kurus ini seperti kekurangan gizi/gizi buruk dan dirawat di RSUD Kota Padang Sidempuan sejak Rabu (15/4) dan menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (6/5).
Ali Sakti Gultom (30) ayah dari almarhumah Sonia Azzahra mengungkapkan kondisi anaknya tak kunjung membaik dan malah semakin parah.
“Meninggal pukul 23.38 WIB di ruang anak, tak pernah sadarkan diri hingga menghembuskan nafas terakhir. Dokter selalu bilang infeksi otak dan harus selalu dibawa ke Medan tetapi selalu ditunda hingga menghembuskan nafas terakhir,” kata Ali Sakti.
Dirinya melanjutkan, anak keduanya tersebut dirawat di rumah sakit tersebut selama dua minggu semakain kurus dan perut membengkak.
“Perutnya sempat bengkak. Kalau ada uangku kubawa ke Medan itu. Kalau posisinya saya orang berduit mungkin anakku sehat,” ucap Ali Sakti dengan mata memerah dan tertunduk.
Dirinya melanjutkan, diruangan lantai dua menjadi pasien satu-satunya yang terakhir di lantai dua.
“Kami pasien yang terakhir dilantai dua setelah sebelumnya satu pasien lain. Disitu, habis infuspun nggak diketahui perawat sehingga harus mencari dokter atau perawat menggedor-gedor kantornya. Sama seperti kalau habis oksigen. Kalau ada duitku bang nggak gini ceritanya,” ucapnya.
Sebelumnya balita bernama lengkap Sonia Azzahra (1,8) warga Gang Dame, Kelurahan Tobat, Kecamatan Padang Sidempuan Utara, Kota Padang Sidempuan diduga mengalami gizi buruk.
Balita yang seharusnya dalam masa pertumbuhan, namun anak pertama dari pasangan keluarga kurang mampu Safriani (32) dan Ali Sakti Gultom (30) ini terkulai lemah hingga tak sadarkan diri.
Keluarga yang bermukim dirumah kontrak berukuran 3×4 terbuat dari papan sempengan ini menyimpan kisah sedih derita balita Azzahra (1,8) tahun.
Bagaimana tidak, ternyata lebih dari tiga minggu anak cantik ini sudah menderita sakit-sakitan hingga tak sadarkan diri.
“Dia sakit sejak tiga minggu lalu bang, saya bawa berobat dukun sampai ke Tapteng dan puncaknya hari ini anakku itu makin parah dan tak sadarkan diri,” kata Ali Sakti Gultom ayah dari balita malang ini.
Saat diwawancarai kronologi sakitnya anak sulungnya, dirinya menuturkan terpaksa berobat kedukun karena ketiadaan biaya untuk kerumah sakit.
“Pernah kami bawa ke rumah sakit swasta di Sidimpuan dalam dua hari biayanya Rp. 5 Juta saya minta pulang saja karena uang saya hanya Rp. 2 Juta. Saya masih berutang di rumah sakit itu dan KTP serta KK istri tinggal sebagai jaminan,” ucapnya.
Dan segala upaya sudah dilakukan demi kesembuhan balita ini.
“Sepeda motor butut saya sudah saya jual untuk biaya berobat termasuk handphone juga sudah dijual. Makanya saya tak punya apa-apa lagi,” cerita Ali Sakti.
Sementara, Safriani (32) tampak menangis melihat kondisi balitanya yang sudah tak sadarkan diri dan berharap bisa dibawa kerumah sakit kembali.
Untuk diketuhui, balita malang ini sudah dibawa ke RSU Padang Sidempuan untuk mendapatkan pertolongan setelah kabar sakitnya menyebar melalui WA warga.
Direktur RSUD Kota Padang Sidempuan, Drg Susanti Lubis menjelaskan bahwa balita yang meninggal tersebut dari hasil diagnosa dokter menderita infeksi radang otak dan kekurangan nutrisi dalam tubuh.
“Istilah kesehatannya penyakit yang di derita itu Ensefalitis (infeksi radang otak) dan Malnutrisi (kekurangan nutrisi dalam tubuh),” ucap wanita yang baru dilantik menjadi Direktur RSUD Psp ini.
Ditambahkannya Malnutrisi atau kekurangan nutrisi bisa disebabkan adanya penyakit penyerta, pola makan yang buruk atau kondisi pencernaan yang tidak baik. (SMS)