TAPANULI SELATAN, HARIAN TABAGSEL.com- Pembukaan hutan untuk tujuan pembukaan lahan non hutan seperti perkebunan atau istilahnya Defortasi Lahan sebabkan banjir melanda Kota Padangsidimpuan dan Batang Angkola.

Hal itu terlihat dari kondisi hulu sungai yang mengalir di Kota Padangsidimpuan berada di sisi kiri pegunungan Sibual-buali, sisi kanan Lubuk Raya dan Bukit Barisan di Angkola Selatan.

Sungai Batang Ayumi misalnya berhulu di pegunungan Sibual-buali tepatnya di daerah Sibio-bio.

“Tahun 2017 yang lalu kami pernah menerjunkan ekspedisi ke hulu sungai Batang Ayumi yang dipimpin Rio Sandi, Hedy Liong dan Parlindungan Harahap. Memang hasil ekspedisi tersebut sudah didapati kondisi hulu sungai Batang Ayumi banyak mengalami kerusakan dan kondisi itu juga bisa di akses jelas di aplikasi google earth,” ujar Direktur Pusat Analisis Layanan Dasar Masyarakat (Paladam), Subanta Rampang Ayu, ST menanggapi narasi banjir di sejumlah daerah di Tapanuli Selatan merupakan kiriman dari Kota Padangsdimpuan.

Pertemuan dua sungai di Sibio-bio yakni sungai dari sisi kanan Gunung Lubuk Raya dan sungai dari sisi kiri Gunung Sibual-buali menjadi titik awal sungai Batang Ayumi yang mengalir membelah Kota Padangsidimpuan.

Penggabungan dua sungai yakni sungai Batang Ayumi dan sungai Batang Kumal, sungai yang berhulu di Gunung Sibual-buali daerah Sialaman Sipirok di daerah Pudun menghasilkan sungai Batang Angkola.

Namun, banyak sungai kecil yang berhulu di Gunung Lubuk Raya seperti sungai Aek Sibontar, Aek Rukkare, Aek Ratta, Aek Tolping dan Aek Silangkitang dan sungai-sungai kecil dari Bukit Barisan di Angkola Selatan, seperti Aek Batang nlNahar di Kelurahan Ujung Padang bermuara ke Sungai Batang Ayumi.

“Sebenarnya tingginya curah hujan di daerah hulu Tapanuli Selatan, yakni pegunungan Bukit Barisan dan pegunungan Lubuk Raya dan Sibual-buali dan kondisi hulu sungai yang sudah banyak terjadi Defortasi lahan menjadi lahan perkebunan misalnya Kebun Kopi di Lubuk Raya dan Sibual-buali dan Kebun Sawit di Bukit Barisan Angkola Selatan menyebabkan sungai Batang Ayumi dan Batang Kumal meluap dan otomatis sungai Batang Angkola meluap juga karena merupakan pertemuan dua sungai tadi jelas mengakibatkan daerah hilir yakni Batang Angkola banjir,” jelasnya.

“Defortasi lahan yang tidak terkendali di daerah Tapanuli Selatan inilah yang selalu menyebabkan Kota Padangsidimpuan banjir akibat luapan sungai Batang Ayumi,” tambah Subanta.

Namun, harus diingat banjir di hampir di seluruh wilayah kkota Padangsidimpuan juga akibat drainase yang buruk akibat penyempitan badan parit oleh bangunan dan ditambah dengan sampah yang sudah parah menyumbat parit.

“Drainase di Kota Padangsidimpuan sudah harus dinormalisasi secara serius dan tindakan serius Pemkab Tapanuli Selatan dalam menghentikan laju Defortasi lahan di hulu sungai bila ingin banjir tidak terus-menerus terjadi atau berulang-ulang,” beber Subanta.

Hal ini dikakatannya untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana proses banjir di Kota Padangsidimpuan dan juga di beberapa wilayah di Tapanuli Selatan. (*/Parlin Pohan)