MANDAILING NATAL, HARIAN TABAGSEL.com-Bupati Mandailing Natal (Madina) HM Jafar Sukhairi Nasution dan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution menghibur masyarakat pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 dengan bernyanyi di acara Pagelaran Seni Budaya di Kantor Bupati Lama, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Rabu (8/3) malam.

Sukhairi menghibur masyarakat Madina dengan membawakan dua lagu, yang pertama Bunga Terakhir dari Bebi Romeo dan Misteri Cinta dari Nike Ardila.

Sambil bernyanyi, Sukhairi beberapa kali melambaikan tangan ke penonton dan ke istri tercinta Eli Mahrani Jafar Sukhairi Nasution.

Eli pun dengan cepat membalas lambaian tersebut sambil melemparkan kecupan dari jauh sambil tertawa. Penonton pun langsung baper sambil tertawa dan berkata “cie” dengan nada menggoda.

Sementara Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution membawakan lagu Rumah Kita dari God Bless dan Marilah Kemari dari Titiek Puspa.

Sebelum bernyanyi, Atika melemparkan sebuah pantun untuk meredakan rasa groginya.

“Makan sate pakai ketupat

Belinya di sebelah kebun tomat

Selamat hari jadi yang ke-24

Madina bersatu ekonomi kuat”.

Penonton pun tertawa dan menjawab ‘azek’.

Atika mengajak Ketua TP PKK naik ke panggung bernyanyi bersama dirinya. Eli pun memenuhi ajakan tersebut. Di atas panggung, senyum lebar sambil bernyanyi bersama terasa menyenangkan.

Atika meminta penonton untuk tidak membandingkan suaranya dengan pengisi band yang telah tampil sebelumnya.

“Jangan dibandingin sama Band yang tadi, saya suka aja nyanyi tapi di rumah,” kata Atika.

Pada pagelaran seni budaya itu, kata Atika, bukan hanya band membawakan lagu pop yang tampil, ada pula band membawakan lagu Mandailing dan Batak.

Para pelajar tak mau ketinggalan. Selama tiga hari pergelaran berlangsung, pelajar di seluruh Madina memperlihatkan bakat mereka dibidang seni tradisional.

Atika mengatakan tari tradisional ini harus benar-benar dijaga kelestariannya agar ke depan dapat diwariskan kepada anak cucu.

“Kita berharap dari acara ini, kita bisa mengukur seberapa jauh kesenian kontemporer yang tercipta yang berangkat dari kesenian tradisi,” kata Atika.  (Zak)